IRAK (Arrahmah.com) – Pada Jum’at (3/1/2014), kepala suku Syaikh Ali Al-Hatem menyeru semua suku-suku Irak untuk menarik anak-anak mereka dari militer Irak sampai pembebasan anggota parlemen Ahmed Al-Awlani yang diculik dan sampai mereka berhenti menargetkan warga Sunni, lansir MEMO.
Al-Hatem adalah kepala suku Al-Doleem di Al-Anbar. Dia membantah tuduhan yang dibuat oleh Perdana Menteri Irak Nouri Al-Maliki yang mengklaim bahwa tentara Irak menargetkan Al-Qaeda ketika mereka membubarkan paksa aksi protes satu tahun di pusat Al-Ramadi, salah satu kota Al-Anbar.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, Al-Hatem mengatakan, “Tidak ada afiliasi Al-Qaeda di antara para pengunjuk rasa. Semua tuduhan Al-Maliki tidak benar, dia berbohong kepada rakyat Irak dan menipu tentara demi membuka jalan ke depan untuk [memperoleh] masa jabatan ketiga di pemerintahan”
Dia melanjutkan, “Al-Maliki memulai perang dan tidak akan mampu menghentikannya sampai kita mendapatkan hak-hak kita, dan itu termasuk mengamankan pembebasan Al-Alwani. “Dia mengatakan bahwa penarikan tentara dari Al-Anbar saja “tidaklah cukup”, dia juga menuntut untuk menghentikan serangan terhadap warga Sunni di Baghdad dan Deyai.
Sayangnya, meski dia ingin berjuang melawan PM Al-Maliki, langkah yang dia ambil adalah langkah sekuler.
Dia mengatakan bahwa semua pasukan yang “tidak konstitusional” di Al-Anbar akan menjadi target bagi para pejuang suku. Akan tetapi dia juga mengklaim, “Kami tidak akan membiarkan bendera revolusioner untuk bangkit di bawah slogan jihad,” ucapnya.
Tentara Irak menangkap Al-Alwani dan membunuh saudaranya pada Sabtu lalu. Suku-suku di Al-Anbar memberi sebuah ultimatum kepada perdana menteri untuk membebaskannya. Dua hari kemudian, tentara membubarkan paksa aksi protes Al-Ramadi dengan mengklaim bahwa Mujahidin Al-Qaeda berada di sana. (banan/arrahmah.com)