LIBIA (Arrahmah.com) – Ahmad ‘Amarah al-Ashfar, salah seorang warga dari suku Qadadafah, suku asal taghut Moammar Qaddafi, menyatakan bahwa suku Qadadafah selama ini mengharapkan tewasnya Kadafi demi mencegah penumpahan darah bangsa muslim Libia. Ia menambahkan bahwa penduduk suku Qadadafah di kampong kelahiran Moammar Qaddafi, distrik al-Fayum, tidak mengadakan acara bela sungkawa terhadap kematian penguasa terguling yang lahir dari suku tersebut.
Kepada radio BBC yang mewancarainya di al-Fayum, Ahmad Amarah menegaskan harapannya. Ia berharap kematian Qaddafi akan menghentikan pertumpahan darah bangsa muslim Libia yang telah hidup puluhan tahun di bawah kekejaman rezim yang buas dan membantai rakyatnya sendiri. Ia berharap fase pembangunan negara baru Libia segera dimulai.
Ahmad ‘Amarah menuturkan, secara nasab keluarganya masih memiliki hubungan keponakan-paman dengan keluarga taghut Qaddafi. Keluarganya termasuk bagian dari suku Qadadafah yang tinggal di distrik al-Fayum, sebelah barat Mesir. Pasukan revolusioner Libia menyerang basis pertahanan terakhir pasukan pro-Qaddafi selama beberapa minggu di wilayah Sirte. Dalam pertempuran hari Kamis (20/10/2011) di Sirte, mereka menangkap hidup-hidup taghut Qadafi. Qaddafi akhirnya tewas akibat luka tembak di bagian kepala dan perutnya. Dalam pertempuran itu, keduanya anaknya Mu’tashim billah dan Saiful Islam juga ikut tewas. Sementara itu mentri pertahanan dan kepala intelijennya berhasil ditangkap oleh pasukan revolusioner. (Muhib al-Majdi / Arrahmah.com)