FALLUJAH (Arrahmah.com) – Suku Muslim Irak di provinsi Anbar telah menguasai semua kantor polisi di kota Fallujah, di mana para pemuda bersenjata mengusir seluruh pejabat boneka dari pos mereka.
Karyawan diizinkan meninggalkan tempat kerja mereka sebelum beberapa gedung pemerintah dan propertinya dibakar pada Rabu (1/1/2014), ujar sumber kepada Al Jazeera.
Perkembangan ini mengikuti serangkaian kekerasan yang dipicu oleh serangan mematikan di rumah Ahmed al-Alwani, seorang legislator Sunni dan pembongkaran kamp protes anti-pemerintah Syi’ah Irak di Anbar.
Penutupan paksa kamp protes anti-rezim pada Selasa (31/12) oleh pasukan boneka Irak, menyebabkan belasan orang meninggal dunia.
Pertempuran berlanjut di Ramadi, kantor berita AFP melaporkan bahwa anggota suku Muslim di Anbar membakar kantor polisi.
Sebelumnya, Perdana Menteri rezim Syi’ah Irak, Nouri al-Maliki memerintahkan tentaranya untuk meninggalkan Anbar dengan dalih “meredam” kerusuhan dan dalam upaya menenangkan anggota parlemen yang mengancam akan menarik diri dari pemerintahannya.
Maliki juga mengatakan tentara Irak akan menyerahkan kendali kota-kota di Anbar kepada polisi setempat, permintaan utama dari para politisi Sunni yang melihat kehadiran tentara di provinsi ini sebagai upaya Maliki untuk menargetkan saingannya dan mengkonsolidasikan kekuasaan.
Kaum Muslim Irak telah melakukan protes menentang rezim Syi’ah Irak sejak Desember lalu dipicu oleh diskriminasi oleh rezim Syi’ah pimpinan Maliki dan langkah-langkah “anti-terorisme”-nya yang sebenarnya ditujukan terhadap kaum Muslim.
Pasukan boneka Irak sejak Desember lalu melancarkan operasi militer memburu Mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) di padang pasir Anbar. Bergerak di Anbar ternyata meningkatkan resiko tentara boneka Irak karena adanya reaksi dari masyarakat Muslim setempat. Penduduk provinsi Anbar menunjukkan dukungannya kepada Mujahidin ISIS.
Mujahidin ISIS mengeluarkan pernyataan pada Selasa (31/12) yang menjanjikan solidaritas dengan Muslim Anbar.
“Kami dan rakyat Anbar berdiri di blok yang solid melawan serigala yang mencoba bergerak untuk maju,” ujar pernyataan Mujahidin ISIS.
“Rakyat Anbar tidak akan menerima penghinaan.” (haninmazaya/arrahmah.com)