HADRAMAUT (Arrahmah.com) – Suku bersenjata Yaman menewaskan sedikitnya enam tentara dalam serangan terpisah di instalasi militer di provinsi Hadramaut, ujar pejabat setempat dan warga mengatakan pada Ahad (12/1/2014) setelah suku memperingatkan perusahaan asal Norwegia, DNO untuk berhenti beroperasi di daerah tersebut.
Meningkatnya kekerasan di negara Semenanjung Arab ini, menjadi perhatian khusus internasional karena posisinya yang strategis, bertetangga dengan Arab Saudi dan masuk ke dalam jalur pelayaran.
Suku bersenjata di Hadramaut telah meningkatkan serangannya menargetkan pasukan rezim Sana’a dan fasilitasnya di wilayah tersebut sejak Desember lalu setelah seorang pemimpin suku setempat tewas dalam baku tembak di pos pemeriksaan setelah pengawalnya menolak untuk menyerahkan senjata mereka kepada tentara, lapor Al Arabiya.
Seorang pejabat lokal di al-shihr mengatakan, suku bersenjata mencoba untuk mengambil alih kamp militer di pinggiran kota Laut Arab dan menewaskan empat tentara pada Ahad (12/1).
Penduduk setempat mengatakan serangan mortir dan RPG terdengar di seluruh kota.
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah mereka menyerang tentara yang ditugaskan untuk menjaga sumur minyak di dekat fasilitas yang dioperasikan oleh DNO.
Serangan juga terjadi sehari setelah aliansi suku di daerah tersebut memperingatkan perusahaan asal Norwegia untuk menghentikan seluruh operasinya di sana.
Di Oslo, para petinggi DNO menolak untuk memberikan komentar.
Pejabat lokal mengatakan dua tentara tewas dan satu terluka dalam serangan itu. Suku setempat mengonfirmasikan serangan namun mengatakan tiga tentara tewas dan enam terluka.
Kematian Bin Habrish telah menyebabkan protes luas dan serangan terhadap fasilitas pemerintah termasuk serangan di kantor kementerian minyak Yaman di Hadramaut di mana beberapa orang tewas.
Selain menyerahkan pembunuh bin Habrish, suku juga menuntut penarikan penuh tentara dari Hadramaut dan mempekerjakan masyarakat setempat. (haninmazaya/arrahmah.com)