(Arrahmah.com) – Bismillahirrahmanirrahim…
Bulan puasa merupakan bulan yang dinantikan bagi kaum muslim, karena bulan puasa merupakan bulan yang penuh berkah, pahala dan pengampunan sehingga membuat setiap Muslim berlomba-lomba untuk melakukan amalan sebanyak-banyaknya pada bulan puasa.
Menunaikan puasa pada bulan Ramadhan hukumnya wajib, termasuk untuk ibu hamil dan menyusui. Namun, Allah telah memberikan ruhsoh atau keringanan kepada ibu hamil dan menyusui seperti halnya hukum puasa bagi orang yang sakit yaitu dengan membolehkan berpuasa di luar bulan Ramadhan.
Hukum puasa bagi ibu hamil dan menyusui:
-
Mazhab Hanafi berpendapat apabila ibu hamil dan menyusui tidak berpuasa maka dia wajib menggantinya di hari lain tanpa membayar fidyah.
-
Mazhab Syafi’i dan Hanbali berpendapat bila keduanya hanya mengkhawatirkan keadaan bayi atau janinnya saja maka yang hamil atau yang menyusui harus menggantinya dengan qadha ditambah membayar fidyah.
-
Mazhab Malik membolehkan tidak membayar fidyah bagi yang hamil dan hanya mewajibkan qadha tetapi bagi ibu menyusui selain membayar fidyah juga meng-qadha puasanya.
-
Pendapat yang menyatakan wajib qadha tanpa fidyah untuk semua keadaan didukung pula oleh Ibnu ‘Abbas dan Ibnu ‘Umar
Kesimpulannya, wanita hamil dan menyusui baik khawatir kepada dirinya, atau kepada anaknya, atau kepada keduanya, boleh tidak berpusa dan wajib meng-qadha di hari lain, tanpa fidyah. Namun bagi yang hanya khawatir kepada anaknya, lebih afdhal jika selain qadha juga membayar fidyah. Wallahu’alam.
Nah, bagaimana kaitan ASI dengan Puasa? Perlu diketahui bahwa KUALITAS ASI selama berpuasa TIDAK BERUBAH karena gizi dalam ASI dipengaruhi oleh simpanan dalam tubuh ibu, bukan dari apa yang ibu makan secara langsung. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa seorang Ibu dengan status gizi buruk tingkat sedang, kualitas ASI sma dengan ibu yang berstatus gizi baik. Dan Ibu yang mengalami gizi buruk akut-pun hanya berkurang sedikit saja kualitas ASI, Sehingga jika ibu menyusui memutuskan untuk tetap berpuasa, maka tidak perlu ibu khawatir kualitas ASI akan menjadi jelek atau bayinya menjadi kekurangan gizi.
Namun, perlu di catat bahwa kemampuan seorang ibu untuk berpuasa pada masa-masa menyusui berkaitan erat dengan kondisi kesehatannya. Kesehatan ini berkaitan erat dengan pola hidup dan pola makan, apalagi pada bulan Ramadhan. Asupan gizi pada ibu menyusui harus memadai supaya ibu tetap sehat, sehingga dengan tubuh yang sehat dapat menjalankan ibadah puasa dengan lancar.
Hal yang wajar dan normal bagi siapapun yang menjalankan ibadah puasa akan merasakan lemas, dan mudah lelah, terlebih bagi ibu menyusui yang mana tubuhnya tetap aktif memproduksi air susu. Kondisi tersebut terkadang mempengaruhi kondisi psikis ibu. Nah, kondisi psikis yang kurang baik akan dapat mempengaruhi hormon oksitosin sehingga kuantitas (jumlah produksi) ASI bisa menurun. Maka dari itu, dalam kondisi apapun saat berpuasa hendaknya ibu menyusui tetap tenang dan ikhlas dalam menjalankan ibadah, insyaAllah puasa akan berjalan sukses dan ASI pun akan lancar di produksi.
Tips lancar berpuasa bagi ibu menyusui
-
Menjaga pola makan dengan gizi seimbang.
Penting bagi ibu menyusui yang sedang berpuasa untuk tetap mempertahankan pola makan dengan menu gizi seimbang, apalagi ibu menyusui membutuhkan kalori yang lebih banyak dibandingkan kebutuhan kalori pada ibu yang tidak menyusui. Dengan menjaga asupan gizi, insyaAllah Ibu menyusui akan tetap sehat, sehingga ibadah puasa tetap lancar.
-
Konsumsi cairan yang cukup, mulai dari berbuka hingga sahur.
Dengan tetap minum minimal 2 liter air per hari dapat mencegah supaya ibu tidak kekurangan cairan tubuh selama berpuasa. Apalagi, ASI akan terus diprosuksi menyesuaikan dengan permintaan (demand). Kekurangan cairan dapat menyebabkan sakit kepala/pusing dan lemas sehingga dapat mengganggu kelancaran berpuasa.
-
Istirahat yang cukup.
Merasa lemas dan mudah lelah saat berpuasa itu hal yang wajar bagi setiap orang yang berpuasa, terutama pasa saat awal berpuasa. Cobalah untuk beristirahat sejenak, bisa dengan cara tidur atau sekadar relaks menenangkan pikiran.
-
Ibu bekerja yang memerah ASI di tempat kerjanya disarankan untuk tetap melakukan kegiatan memerah ASI seperti biasa dengan tetap memperhatikan tips-tips seperti yang sudah disebutkan diatas ini.
Kembali berpegang pada prinsip demand and supply, semakin banyak ASI dikeluarkan maka semakin banyak ASI yang akan diproduksi. Apabila ibu menyusui yang biasa memerah menghentikan kegiatan memerahnya selama bulan puasa, maka ASI yang diproduksi dapat berkurang, yang bukan disebabkan oleh kegiatan berpuasa tetapi karena mengurangi kegiatan memerah tadi.
-
Produksi ASI dipengaruhi oleh 2 hormon yaitu Prolaktin dan Oksitosin.
Prolaktin dipengaruhi oleh permintaan ASI (demand) ke payudara sedangkan Oksitosin dipengaruhi oleh kondisi psikis ibu. Kedua hormon ini harus bekerja bersama agar supply ASI tetap lancar.
Semoga bermanfaat, dan selamat menyambut datangnya bulan puasa dengan penuh kegembiraan!
Oleh : Tanya ASI – HZLC
(arrahmah.com)