KHARTOUM (Arrahmah.id) — Agen keamanan Sudan pada hari Rabu (9/2/2022) menangkap dua tokoh terkemuka termasuk mantan menteri dari oposisi Pasukan untuk Kebebasan dan Perubahan (FFC), kelompok sipil yang mendorong protes terhadap kudeta militer tahun lalu.
Penangkapan orang-orang itu merupakan yang terbaru dalam barisan panjang aktivis yang ditahan sejak pengambilalihan militer 25 Oktober yang dipimpin oleh panglima militer Abdel Fattah Al-Burhan. Saat itu para pemimpin sipil dan tokoh-tokoh FFC digulingkan.
Petugas berpakaian preman menangkap Khaled Omar Youssef, mantan menteri urusan kabinet, dalam pertemuan blok FFC di markas besar Partai Kongres Sudan, kata anggota senior Mohamed Hassan Arabi, dilansir Arabnews (9/2).
Petugas mengatakan mereka berafiliasi dengan kantor polisi di Khartoum tanpa menjelaskan lebih lanjut, tambah Arabi.
Juga ditangkap Wagdi Saleh, seorang tokoh gerakan protes dan juru bicara FFC, menurut pemimpin FFC Omar Al-Degeir. Alasan penangkapan mereka belum diketahui.
Penangkapan itu terjadi sehari setelah kedua pria itu bergabung dengan delegasi FFC untuk berbicara dengan perwakilan khusus PBB Volker Perthes, sebagai bagian dari upaya yang diluncurkan bulan lalu yang diharapkan dapat menyelesaikan krisis yang semakin dalam.
Tokoh FFC terkemuka Yasser Arman mengatakan penangkapan terbaru “akan mempengaruhi proses PBB.”
Youssef dan Saleh termasuk di antara tokoh-tokoh yang ditahan segera setelah kudeta, sebelum mereka dibebaskan beberapa pecan kemudian.
Sejak kudeta, pihak berwenang telah melancarkan tindakan keras mematikan terhadap protes anti-kudeta massal, menyebabkan sedikitnya 79 orang tewas dan ratusan lainnya terluka, menurut petugas medis independen.
Perebutan kekuasaan militer Oktober, kudeta terbaru di Sudan sejak kemerdekaan, telah memicu kecaman internasional yang luas dan tindakan hukuman. (hanoum/arrahmah.id)