KHARTOUM (Arrahmah.com) – Ibrahim Al-Senussi, seorang konselor presiden Sudan, telah meminta negara-negara Teluk Arab untuk mengakhiri perselisihan mereka dan mencapai persatuan untuk menghadapi Israel, yang menduduki wilayah Palestina, MEMO melaporkan pada Senin (14/5/2018).
“Kami tidak menghargai perselisihan antara negara-negara Teluk dan pengepungan yang diberlakukan oleh UEA, Bahrain, dan Arab Saudi di Qatar,” kata Al-Senussi saat berpidato di komunitas Palestina di Khartoum, Sabtu (12/5), memperingati 70 tahun peringatan Nakba.
Dia menambahkan, “Kami menyerukan saudara-saudara kami di Teluk untuk meninggalkan perselisihan mereka dan bersatu untuk menghadapi musuh sejati bangsa Arab, yakni pendudukan ‘Israel’ atas Palestina.”
Krisis Teluk pecah pada tanggal 5 Juni 2017 ketika ketiga negara memutuskan hubungan mereka dengan Qatar dan menerapkan blokade terhadapnya, serta mengklaim bahwa Qatar mendukung terorisme. Doha menyangkal klaim ini dan menuduh negara-negara tersebut berusaha memaksakan perwalian atas otoritas negerinya dalam mengatur urusan internal.
Al-Senussi menegaskan kembali penolakan Sudan terhadap pengakuan ‘Israel’ dengan mengatakan, “Anda tidak akan pernah menemukan pintu kedutaan ‘penjajah’ dibuka di Khartoum atau melihat perayaan pembentukan ‘Israel’ di hotel-hotel kami.”
Al-Senussi mengkritik sikap bungkam Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap pelanggaran ‘Israel’ yang dilakukan terhadap Marches of Return di Gaza. Ia mengatakan bahwa “PBB tidak berbicara tentang korban yang tewas dan yang terluka di antara para korban Palestina.”
Pasukan penjajah ‘Israel’ menewaskan lebih dari 50 warga Palestina dan melukai ribuan lainnya selama penindasan Marches of Return yang berlangsung di perbatasan Gaza sejak akhir Maret, yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 15 Mei ini, bertepatan dengan peringatan ulang tahun Nakba. (Althaf/arrahmah.com)