KHARTOUM (Arrahmah.com) – Perdana menteri Sudan mengatakan pada Minggu (8/12/2019) bahwa Khartoum telah mengurangi jumlah pasukan yang dimilikinya di Yaman dari puncaknya 15.000 personil menjadi 5.000, membenarkan penarikan mundur dalam konflik yang menurutnya tidak dapat diselesaikan secara militer.
“Mengenai penarikan pasukan, jumlah pasukan telah mencapai 15.000 tentara dan sekarang telah berkurang menjadi 5.000,” kata Abdalla Hamdok, perdana menteri sementara Sudan saat konferensi pers yang diadakan di bandara Khartoum sekembalinya dari Washington.
Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo (Hemedti), komandan Pasukan Dukungan Cepat Sudan dan seorang tokoh terkemuka dalam Dewan Penguasa yang berkuasa, dilaporkan pada 28 Oktober mengatakan bahwa sekitar 10.000 tentara Sudan telah kembali dari Yaman. Hemedti mengatakan pada Juni bahwa Sudan telah menyumbang 30.000 tentara untuk koalisi.
Selama kunjungan, dia menuturkan pihaknya telah berhasil berdiskusi dengan para pejabat AS tentang penghapusan Sudan dari sponsor negara bagian AS dari daftar terorisme, sebuah langkah yang akan memungkinkan Khartoum untuk mengakses dukungan keuangan yang sangat dibutuhkan dari para pemberi pinjaman internasional.
Pemerintah AS memasukkan Sudan ke dalam daftar negara sponsor terorisme pada tahun 1993 atas tuduhan bahwa pemerintah Islam Omar Bashir mendukung kelompok-kelompok teroris.
Dari daftar awal tujuh syarat untuk dikeluarkannya Sudan dari daftar itu, termasuk perundingan hak asasi manusia dan perdamaian dengan para pemberontak, semuanya telah diatasi dengan membatasi masalah kompensasi bagi keluarga korban serangan teroris, lanjut Hamdok. (Althaf/arrahmah.com)