KHARTOUM (Arramah.com) – Sudan tidak ingin menghubungkan penghapusannya dari daftar terorisme AS yang menghalangi akses ke pendanaan asing untuk memperbaiki ekonomi negara dengan normalisasi hubungan dengan ‘Israel’, Perdana Menteri Abdalla Hamdok mengatakan pada hari Sabtu (26/9/2020).
Sumber mengatakan minggu ini bahwa pejabat AS mengindikasikan dalam pembicaraan dengan delegasi Sudan mereka ingin Khartoum mengikuti UEA dan Bahrain dan berangkulan dengan’Israel’.
Penunjukan Sudan sebagai negara sponsor terorisme sudah ada sejak penguasanya yang digulingkan, Omar Bashir, dan mempersulit pemerintah transisi barunya untuk mengakses keringanan utang dan pendanaan luar negeri yang sangat dibutuhkan.
Hamdok mengatakan Sudan telah memberi tahu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo selama kunjungan bulan lalu bahwa dunia perlu memisahkan penghapusan dari daftar AS dari normalisasi hubungan dengan ‘Israel’. Meski demikian, lobi Pompeo dengan Khartoum dimotivasi oleh kampanye Donald Trump dalam pemilihan presiden AS yang akan berlangsung dalam waktu dekat, mengingat selama ini Trump memperoleh dukungan dari komunitas Yahudi.
“Topik (hubungan dengan ‘Israel’) ini membutuhkan diskusi yang mendalam tentang masyarakat,” katanya dalam konferensi di Khartoum untuk membahas reformasi ekonomi.
Inflasi Sudan yang melonjak dan mata uang yang anjlok menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan transisi Hamdok. (Althaf/arrahmah.com)