JAKARTA (Arrahmah.id) – Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) sempat terkena peluru nyasar, di hari kedua konflik Sudan, Ahad (16/4/2023).
Hal itu disampaikan oleh Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha.
“Hal tersebut terjadi pada hari kedua konflik, yang bersangkutan tinggal di Arkaweet. Yang bersangkutan terkena pantulan peluru nyasar yang menyebabkan goresan kecil di pinggang dan saat ini sudah sembuh dan sehat,” kata Judha dalam pesan singkat kepada wartawan, Rabu (19/4/2023).
Sementara, Kedutaan Besar RI (KBRI) Khartoum mendistribusikan bantuan logistik kepada sejumlah WNI terdampak, Selasa (18/4/2023).
Bantuan diberikan kepada sekitar 200 WNI terdampak perang yang mayoritas berstatus Mahasiswa dan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Petugas KBRI bekerja sama dengan PPI Sudan dan Ikatan Mahasiswa Indonesia (IMI) juga menelusuri beberapa wilayah di Arkaweet dan Makmurat. Daerah tersebut berjarak 500 meter dari zona konflik bersenjata.
“Sebelumnya, KBRI juga telah mendistribusikan sembako kepada WNI. Termasuk kepada 76 mahasiswa yang ditampung di Auditorium Kampus Internasional University of Africa,” jelas Judha.
“Bantuan yang diberikan berupa mie instan, roti, beras, telur, teh, kopi dan air mineral. Pasokan didapatkan KBRI di tengah kelangkaan pasokan logistik akibat tersendatnya distribusi barang masuk dan banyaknya toko yang tutup,” ungkapnya.
Data KBRI Khartoum mencatat, 1.209 WNI di Sudan dan mayoritas berdomisili di wilayah Khartoum, Wad Madani, dan Port Sudan. Sementara, baku tembak Angkatan Bersenjata Sudan dengan milisi Rapid Support Forces (RSF) di kota Khartoum, Sabtu (15/4/2023).
(ameera/arrahmah.id)