STOCKHOLMS (Arrahmah.com) – Swedia terkenal sebagai negara paling demokratis di dunia. Namun, salah seorang aparat polisinya mencoreng citra itu dengan melakukan aksi “terorisme legal” dengan mencekik seorang Muslim berdarah Moroko berusia 9 tahun, sebagaimana dokumentasi netizen pada YouTube yang diterima redaksi Arrahmah.com dari sumber pada Selasa (10/2/2015).
Terorisme yang dilakukan polisi Swedia tersebut terjadi di sebuah ruang publik, dimana banyak orang berlalu-lalang. Tanpa sepengatahuan polisi itu, seorang turis Inggris yang sedang berada di lokasi mengabadikannya dalam sebuah video berdurasi 54 detik, yang direkam dengan telepon genggam.
Sumber mengatakan bahwa serangan rasis polisi Kerajaan Swedia ini menarget bocah Muslim berusia 9 tahun berdarah Moroko. Bocah tersebut dicekik dengan posisi tertindih badan polisi yang besarnya 2 kali lipat darinya.
Warga yang lain tidak dapat membela bocah itu karena diancam oleh polisi lainnya. Termasuk teman dari bocah itu yang hanya bisa duduk di bangku dengan dada yang dihalangi oleh polisi itu.
Para netizen mengaku bahwa akhir-akhir ini, aparat kepolisian Swedia sering kedapatan bertindak teror kepada warga sipil ras tertentu tanpa alasan kriminalitas, bahkan kepada yang masih di bawah umur. Mereka mempertanyakan keberpihakan aparat keamanan negara yang menomorsatukan demokrasi itu. “Apakah polisi Swedia lebih berani terhadap warga cilik daripada menangkap para penjahat?”
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada media mainstream yang meliput kejadian teror tersebut. Namun, semoga bocah yang diserang oleh polisi itu masih hidup, atau beroleh kesyahidan, karena meski tercekik, korban terekam mengucapkan dua kalimah syahadah sembari mengacungkan satu telunjuk kanannya. Allahu Musta’an. (adibahasan/arrahmah.com)