(Arrahmah.com) – Sebuah studi berjudul “European foreign fighters in Syria” telah dirilis pada Selasa (2/4/2013) oleh Pusat Internasional untuk studi “radikalisasi” yang berbasis di London, Inggris, yang mengamati arus orang-orang Eropa yang turut berperang ke Suriah, berdasarkan laporan Al Arabiya.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa diperkirakan hingga 600 orang dari 14 negara Eropa, termasuk Inggris, Austria, Spanyol, Swedia dan Jerman, telah pergi ke Suriah untuk terlibat dalam perang melawan rezim Syiah Nushairiyah.
Dr. Peter Neumann dari King’s College London, yang memimpin proyek pengamatan ini, mengatakan bahwa kontingen sisanya adalah para pejuang dari Timur Tengah, yang pergi ke Suriah untu bergabung dengan Mujahidin.
Perkiraan itu berdasarkan informasi bebas yang tersedia dari 450 lebih sumber terbuka di media Arab dan Barat, juga catatan operasi-operasi syahid yang telah diposting di forum-forum Jihad online.
Para pengamat mengaku kesulitan untuk memastikan angka akurat jumlah para pejuang dari Eropa ke Suriah.
“Sangat sulit untuk memastikan, dengan pasti, jumlah tepat para pejuang yang melakukan perjalanan dari Eropa ke Suriah. Angka 600 adalah batas akhir puncak perkiraan,” batas akhir rendah adalah 150, kata Neumann kepada Al Arabiya.
Bagaimanapun, gambaran ini jauh dari sempurna, dan mungkin akan terus seperti ini hingga beberapa tahun mendatang. Tidak ada “sensus sebenarnya” mengenai para pejuang asing, tambahnya. Sementara kenyataan bisa jadi lebih tinggi dari perkiraan. Seperti yang disediakan oleh sumber-sumber media dan pemerintah, meskipun belum diverifikasi.
Studi menemukan bahwa selama perang Suriah berlangsung, diperkirakan, 28-134 pejuang berasal dari Inggris, 30-92 dari Perancis, 40-85 dari Belgia, dan 5-107 dari Belanda. Negara lainnya yang dicatat termasuk Albania, Finlandia dan Kosovo.
Akhir Maret tahun ini tercatat, kemungkinan ada setidaknya 70-441 orang dari Eropa yang saat ini terlibat perang di Suriah, kata laporan tersebut.
“Hot-spon sebenarnya adalah Suriah. Konflik di sana signifikan karena kebanyakan orang, terutama mereka yang termotivasi oleh alasan Jihad, ingin berjuang di apa yang dilihat sebagai jantung Dunia Arab,” kata Neumann, Al Arabiya melaporkan. (siraaj/arrahmah.com)