(Arrahmah.com) – Sebagai gerakan jihad internasional, Al-Qaeda memiliki tujuan untuk menyatukan Mujahidin di seluruh dunia dalam sebuah perjuangan bersama melawan musuh-musuh Islam yang menjajah negara-negara Muslim, menjarah dan mengeksploitasi melalui rezim boneka neo-kolonial.
Di mata salibis Amerika Serikat, pembentukan Al-Qaeda merupakan bahaya dan ancaman besar bagi eksistensi mereka sebagai agresor di negeri-negeri kaum Muslimin. Bersama zionis “Israel”, salibis AS pun berdiri sebagai pemimpin dalam perang melawan Islam dengan dalih melawan “terorisme”.
Strategi salibis AS dalam perang melawan Al-Qaeda diungkapkan dalam sebuah analisa oleh Ummetislam yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Abu Djuhayman dan diperbarui oleh Abu Muhammad (muhajirishaam) dan Abu Khuzaimah.
Berikut lanjutan dari terjemahan analisa bagian 1 sebelumnya yang bersumber dari Mujahidin Belanda di Suriah dan dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Senin (9/2/2015) tersebut.
Bagian 2: Perbedaan dalam Kebijakan
Kematian pemimpin karismatik yang melambangkan gerakan atau organisasi tidak diragukan lagi pasti memiliki konsekuensi besar. Namun, kita telah melihat bahwa banyak pemimpin besar dalam umat ini telah meninggal namun Islam dan Jihad masih terus hidup. Agama ini tidak berhenti dengan kematian seseorang. Bagaimanapun, ia bisa menyebabkan kekacauan sesaat; sehingga taktik inilah yang digunakan oleh AS untuk saat ini. Gejolak ini adalah apa yang kita lihat di Suriah. Tidak adanya beberapa pemimpin kunci dan ulama Al-Qaeda, memainkan penyebab penting dalam ketidakstabilan antara kelompok Mujahidin di Suriah. Kita melihat bahwa ketidakstabilan ini sebagian menyebar ke umat Islam di negara lain. Kejahatan fitnah ini mungkin tidak akan dapat melangkah sejauh ini jika para pemimpin Al-Qaeda masih hidup. Dan Allah tahu yang terbaik.
Kami tidak melihat fitnah yang seperti ini dalam skala besar sebelum para pemimpin terkemuka dan ulama Al-Qaeda meninggal dunia. Seperti Syaikh Usama bin Laden, Syaikh Anwar Al-Awlaki, Syaikh Khalid Al-Husainaan, Syaikh Abu Yahya Al-Libi, Syaikh Atiyatullah bin Abdurahmaan, Syaikh Mustapha Abu Al-Yazid, Syaikh Ali Sa’d Al-Shihri, Syaikh Abu Zubair Adil Al-Abab, dan lainnya Rahimahumullah. Gejolak ini bahkan bisa berputar lebih jauh di luar kendali jika pemimpin seperti Syaikh Ayman Adh-Dhawahiri dan Mullah Muhammad Umar Hafidhahumallah dan ulama seperti Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi dan Syaikh Abu Qatadah Al-Filistini Hafidhahumallah tidak ada. Oleh karena itu tidak mengherankan jika AS berjanji untuk menghargai setiap informasi mengarah ke terbunuhnya atau tertangkapnya Syaikh Ayman Adh-Dhawahiri dengan 25 juta dolar. AS telah melakukan berbagai upaya untuk membunuhnya, istri dan dua anaknya bahkan gugur dalam upaya ini. Siapa pun yang mencoba untuk memadamkan fitnah ini, dengan nasehat dan ilmu, maka dia masuk dalam daftar AS. Itu sebabnya mereka baru-baru ini membunuh Syaikh Haarith An-Nadhaari Rahimahullah di Yaman. Al-Qaeda di Yaman akhir-akhir ini mempublikasikan kuliah ekstensif Syaikh Haarith An-Nadhaari, yang memberikan banyak wawasan dan bimbingan, dalam masa yang penuh fitnah ini. Beliau baru-baru ini juga memberikan kursus menjelaskan tentang aturan pemerintahan, ia juga memberikan serangkaian nasehat panjang dan bermanfaat yang berhasil menangani banyak kesalahpahaman dalam gerakan Jihad saat ini.
Dunia Barat telah mencari selama lebih dari dua dekade dengan sia-sia untuk menemukan Syaikh Ayman Ad-Dhawari, mereka telah menghabiskan miliaran dalam pencarian ini. AS yang membayangkan dirinya yang tak bisa diganggu gugat sedang dipermalukan di depan mata seluruh dunia. Intelijen mereka mengaku tahu dan melihat segala sesuatu. Namun demikian, Barat dengan seluruh bala tentaranya, sumber daya dan kecerdasan, harus mencari selama hampir dua dekade untuk menemukan Syaikh Usamah bin Laden. Padahal beliau tinggal selama bertahun-tahun di sebuah villa berlantai tiga, hanya 50km dari ibukota Pakistan, dan di samping pangkalan militer. Nabi Muhammad (Sallallahu Alaihi wa Salam) bersabda, “Ketahuilah bahwa jika seluruh dunia datang bersama-sama untuk membahayakanmu, maka ia hanya bisa terjadi jika Allah telah menulisnya untukmu.” Dan hanya tiga bulan setelah syahidnya Syaikh Usamah, helikopter Chinook, yang membawa Seal Team 6, ditembak jatuh di Afghanistan. Hampir semua pelaku yang melakukan pembunuhan terhadap Syaikh Usamah tewas dalam operasi ini oleh Taliban. Allah tidak hanya melindungi Syaikh ketika ia masih hidup, tetapi Dia juga membalasnya setelah kematiannya.
Al-Qaeda tanpa ampun menghancurkan gambaran hebat Barat dalam beberapa dekade terakhir, dengan serangan 9/11 sebagai suatu sejarah bermulanya kehancuran Barat. Dengan serangan yang langsung mentargetkan jantung Barat, di samping kerugian militer mereka di tanah di Irak dan Afghanistan, membuka kedok bahwa gambaran kemahakuasaan Barat adalah tidak lebih dari sebuah khayalan yang dibesar-besarkan oleh propaganda Hollywood. Ini adalah alasan mengapa AS tidak lagi dihormati oleh negara-negara seperti Rusia dan Cina, dan negara yang secara terbuka diancam oleh Korea Utara dan Venezuela. Mujahidin Al-Qaeda telah berhasil menggeser keseimbangan kekuasaan di dunia, dengan sumber daya yang sangat terbatas yang mereka miliki (dan masih memiliki).
Bagaimanapun, Allah melimpahkan kesyahidan kepada siapapun yang Dia inginkan, bahkan, dan terutama kepada para pemimpin kita. Dalam bulan-bulan September dan Oktober 2014 saja, lebih dari lima pemimpin terkemuka Al-Qaeda mendapatkan Syahid, di lima negara yang berbeda. AS telah memahami bahwa lebih baik untuk fokus pada menghilangkan pembawa pesan (para pemimpin) bukan pesan, sehingga AS mempercepat proses likuidasi (pemusnahan) para pemimpin Al-Qaeda. Pada 2 September AS berhasil membunuh Syaikh Mukhtar Abu Zubair, pemimpin As-Shabaab di Somalia, dengan serangan pesawat tak berawak. Pada 23 September AS berhasil membunuh pemimpin dari kelompok yang disebut oleh AS sebagai Kelompok Khurasan, Syaikh Muhsin Al-Fadhli di Suriah, dan komandan Abu Yusuf At-Turki dari Jabhah Nusrah; seorang pemimpin penting yang menyibukkan diri dengan menyatukan Mujahidin di bawah satu tentara. Pada tanggal 11 Oktober Syaikh Imran Ali Saddiqi dilikuidasi oleh serangan pesawat tak berawak AS, beliau seorang pemimpin utama Al-Qaeda di Anak Benua India (AQIS). Pada tanggal 15 Oktober, komandan Al-Qaeda di Semenanjung Arab, Abu Husain Mahdi Badas gugur dalam serangan pesawat tak berawak AS di Yaman. Pada tanggal 19 Oktober komandan Al-Qaeda Abu Bara Al-Kuwaiti gugur oleh serangan pesawat tak berawak AS di Afghanistan. Ini adalah hanya beberapa dari daftar panjang nama-nama selama beberapa tahun terakhir. Para petinggi Al-Qaeda secara intensif dilacak, sengaja ditargetkan dan walaupun dengan izin Allah, mereka sering gagal di beberapa upaya.
Merupakan suatu fakta yang luar biasa bahwa begitu banyak pemimpin Al-Qaeda yang dilikuidasi dalam jangka waktu yang singkat, namun anehnya media Barat tidak banyak membicarakan tentang operasi ini. Serangan ini terjadi hanya dalam waktu dua bulan, dan lima pemimpin Al-Qaeda dibunuh di lima negara yang berbeda. Namun demikian, media hanya memberikan perhatian yang sangat sedikit. Setelah itu, media kembali disibukkan dengan berita tentang Daulah (IS). Orang mungkin akan berpendapat bahwa Daulah lebih berbahaya bagi Barat dibanding Al-Qaeda, sehingga mendapatkan perhatian lebih dari media. Anggaplah argumen tersebut benar, meskipun AS sudah menunjukkan bahwa Al-Qaeda adalah ancaman yang lebih besar bagi Barat. Kemudian kita sampai pada pertanyaan yang lebih mendetail, suatu pertanyaan yang tersisa, mengapa AS secara ekstensif melacak dan sangat bernafsu untuk memburu begitu banyak pemimpin Al-Qaeda, tapi tidak melakukan hal yang sama pada petinggi IS? Jika IS menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi Barat, akan lebih logis bagi Barat untuk mmberikan fokus yang lebih pada mendeteksi dan melumpuhkan kepemimpinan mereka. Tapi ini tampaknya tidak menjadi prioritas bagi Barat.
Serangan misterius pada tanggal 9 September, yang mengeliminasi hampir seluruh pimpinan Ahrar Ash-Syam, dan meskipun banyak yang menuduh IS, namun masih belum diklaim oleh siapa pun, juga sangat mencurigakan. Serangan ini diawali dengan serangan terhadap Syaikh Abu Khalid Syaikh As-Suri pada 23 Februari 2014, beliau mantan pemimpin sekaligus pendiri Ahrar Ash-Syam yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. Yang, sekali lagi, meskipun banyak yang menuduh IS yang melakukan, namun tidak ada bukti atau pengakuan dari IS. Para Pemimpin ini memainkan peran yang sangat penting dalam mengikat Mujahidin dari berbagai kelompok yang berbeda di Suriah. Kematiannya memiliki efek besar bagi persatuan yang rapuh ini, dan memicu kekacauan besar di Suriah. Hal ini sangat luar biasa bahwa kematian para pemimpin ini sesuai dengan strategi AS. Operasi rahasia yang tidak diragukan lagi dieksekusi di Suriah; oleh berbagai pihak dengan berbagai kepentingan; dari dalam dan di luar Suriah. Namun, kita tidak bisa mengatakan apa-apa tentang hal ini, karena bukti yang dibutuhkan sangat kurang.
Tak bisa dipungkiri bahwa Barat memang menyerang IS, tapi cara kedua organisasi berjuang benar-benar berbeda. Dengan IS Barat berfokus menyerang pejuangnya, dan dengan Al-Qaeda Barat berfokus pada mengambil para pemimpinnya. Sebagai contoh yang bisa kita lihat dengan sangat jelas adalah serangan udara AS pertama kali di Suriah, serangan itu menghantam keduanya, IS dan Al-Qaeda. Bahkan serangan itu langsung mengenai sasaran orang penting Al-Qaeda, Syaikh Muhsin Al-Fadhli dan Abu Yusuf At-Turki. Selain itu, perang melawan IS mendapat banyak liputan media sementara saat melawan Al-Qaeda mendapat lebih sedikit liputan media. Jadi mengapa kita melihat ada perbedaan dalam kebijakan?
Kita juga melihat perbedaan lagi mengenai hadiah yang AS janjikan untuk informasi yang mengarah ke “Khalifah” IS, Abu Bakar Al-Baghdadi. Sedangkan hadiah untuk informasi yang mengarah pada Syaikh Ayman Adh-Dhawahiri adalah 25 juta dolar, hadiah yang dijanjikan untuk Abu Bakar Al-Baghdadi adalah kurang dari setengah, yaitu 10 juta dolar. Jadi Barat menaruh perhatian lebih banyak pada pemimpin Al-Qaeda dibanding pada pemimpin IS. Apa alasan lain AS menjanjikan harga yang lebih besar untuk kepala seorang pemimpin Al-Qaeda bukan IS? Akan lebih logis jika AS memasang hadiah yang jauh lebih besar untuk kepala seorang pemimpin IS. Terutama mengingat kenyataan bahwa pemimpin IS itu telah mengambil gelar Khalifah pada dirinya sendiri. Jadi Daulah bukan hanya sebuah organisasi seperti Al-Qaeda, bahkan ia dianggap sebuah khilafah oleh para pendukungnya. Tentunya ini terdengar seperti ancaman yang jauh lebih besar bagi Barat, bukan begitu? Bahkan seorang petinggi di Al-Qaeda seperti Syaikh Nasir Al-Wuhayshi dihargai 10 juta dolar. Jadi mengapa seorang pemimpin organisasi, atau lebih tepatnya bahkan seorang khalifah, bernilai sama dengan seorang anggota dalam jajaran Al-Qaeda?
Kesimpulan dapat kita ambil dari fakta-fakta ini; adalah sikap Al-Qaeda dalam hal strategi, ideologi dan doktrin menimbulkan bahaya yang lebih besar untuk Barat dibanding IS. AS telah menembakkan 47 rudal Tomahawk dalam serangan udara koalisi pertama melawan Mujahidin di Suriah, untuk memukul beberapa petinggi dari kelompok Khurasan yang ditakuti- nama samaran buatan Amerika untuk Jabhah Nusrah karena popularitas besar kelompok itu di mata rakyat Suriah. Tidak ada yang pernah mendengar tentang kelompok misterius ini, sampai hanya beberapa hari sebelum serangan. AS menyadari sepenuhnya dengan baik bahwa mereka tidak bisa menyerang Jabhah Nusrah secara terbuka, karena hal ini tidak akan ditoleransi oleh rakyat Suriah. Itu sebabnya, sehari setelah serangan, di mana lebih dari 50 Mujahidin Jabhah Nusrah gugur Syahid, warga sipil di Suriah melancarkan protes massa terhadap serangan udara ini. Sebuah rudal Tomahawk berharga lebih dari satu juta dolar, sehingga AS terbuang lebih dari $ 50 juta dalam satu kali serangan udara; dan target utama serangan udara yang berlebihan ini adalah Muhsin Al-Fadhli. Kita bisa melihat bahwa AS rela mengeluarkan biaya besar untuk menonaktifkan pimpinan Al-Qaeda. Media Barat berusaha meyakinkan kita terus-menerus bahwa ini adalah perang koalisi Salibis melawan IS. Pada kenyataannya, bagaimanapun, ini disertai dengan banyak serangan udara dan serangan pesawat tak berawak terhadap pimpinan Al-Qaeda, terselubung dalam banyak misteri dan kerahasiaan yang mencurigakan.
(banan/arrahmah.com)