WASHINGTON (Arrahmah.com) – Militer AS pada Rabu (9/2/2011) untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun mengumumkan pernyataan mengenai strategi militer terbaru mereka untuk bergerak melampaui fokus pada perang di Afghanistan demi mengatasi kebangkitan Cina dan tantangan strategis lainnya.
Strategi militer nasional 2011 yang diumumkan oleh Kepala Staf Gabungan ini menegaskan kembali komitmen AS untuk memerangi ‘ekstremisme’ bersama sekutunya di Afghanistan dan Pakistan. Tetapi, tidak cukup itu, menurut pernyataan tersebut, militer harus memperluas daya jangkau untuk mengatasi ancaman yang berkembang di tempat lain.
“Meskipun kami terus menyempurnakan bagaimana cara mencegah ekstrimisme dan agresi, strategi ini juga benar menekankan bahwa kekuatan militer kami akan lebih efektif bila digunakan bersama unsur-unsur kekuasaan lain,” Laksamana Mike Mullen, ketua Kepala Staf Gabungan, menulis dalam blognya, “Chairman’s Corner”.
Strategi ini merupakan pernyataan luas tentang bagaimana militer akan menggunakan kekuatan dan memprioritaskan bantuan dan pelatihan untuk membantu mencapai tujuan keamanan AS.
Para pejabat militer mengatakan pedekatan “seluruh komponen negara” yang melibatkan tidak hanya aparat keamanan tetapi diplomasi dan organisasi non pemerintah akan diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan keamanan di masa depan.
“Pendekatan ini bagi kebijakan luar negeri, dengan kepemimpinan sipil, akan menjadi penting saat kami menghadapi tantangan keamanan yang kompleks di depan kami,” kata Mullen.
Sementara itu, strategi militer nasional terakhir yang produksi pada tahun 2004, menyerukan militer untuk melindungi Amerika Serikat, mencegah serangan tiba-tiba, dan mencapai kemenangan melawan musuh, dokumen saat ini (2011) melampaui jangkauan tersebut.
Selain melawan ekstremisme dan menghalangi agresi, strategi 2011 ini pun berupaya untuk memperkuat keamanan global melalui kemitraan regional dan internasional serta bertujuan untuk membentuk kembali kekuatan militer demi menghadapi tantangan masa depan.
“Fokus kami lebih ke arah masa depan dan memperkuat stabilitas global dan regional serta membentuk kekuatan masa depan,” seorang perwira militer senior mengatakan tanpa menyebut nama.
Amerika Serikat menghadapi berbagai tantangan di kawasan Asia-Pasifik, dari kebangkitan India dan Cina, dengan program nuklir Korea Utara, pergeseran ekonomi global, dan persaingan sengit untuk sumber daya alam, katanya.
Strategi ini dilansir sebagai seruan untuk meningkatkan keamanan global dengan menempa hubungan militer-ke-militer lebih dalam dan kerja sama dengan Cina dan Asia-Pasifik.
Petugas senior mengatakan militer Amerika bukan hanya harus mencapai misi ini di Irak dan Afghanistan, tetapi juga harus melampaui konflik-konflik dan mulai menyadari bahwa lingkungan strategis yang lain pun harus ditangani. (althaf/arrahmah.com)