WASHINGTON (Arrahmah.com) – Presiden US Barack Obama menegaskan pihaknya akan kembali memikirkan kembali strategi AS di Afganistan dan Pakistan dalam rangka memberantas situasi yang semakin membahayakan di kedua negara tersebut.
Obama mengatakan meningkatnya militansi di Afghanistan dan Pakistan merupakan ancaman yang sangat luar biasa bagi warga Amerika dan dunia.
Penambahan 4.000 personil tentara AS lagi, kata Obama, akan melatih dan meningkatkan kapasitas tentara dan polisi Afghanistan. Ia menambahkan bahwa AS pun akan menyediakan bantuan untuk mendukung pengembangan warga sipil.
Pemimpin kedua negara, baik Pakistan maupun Afganistan, menyambut baik strategi baru ini.
Presiden Pakistan Asif Ali Zardari berjanji akan memperkuat demokrasi di negaranya, sedangkan pemerintah Afghanistan senang karena Obama sudah mengakui bahwa ancaman Al-Qaeda sebagian besar berasal dari Pakistan.
Presiden baru Amerika itu mengatakan ia tidak mempunyai pilihan lain selain melancarkan kembali serangannya di Afghanistan.
Obama menegaskan strategi barunya yang menyeluruh tersebut merupakan hasil peninjauan ulang yang hati-hati terhadap kebijakan yang melibatkan semua kalangan, termasuk panglima militer, para diplomat, pemerintah daerah, mitra-mitra AS, sekutu NATO, lembaga non pemerintah, dan organisasi pemberi bantuan.
Ia melukiskan situasi yang sangat suram, dimana kelompok-kelompok yang selama ini ia sebut sebagai pemberontak memperluas pengawasan mereka di seluruh wilayah di sepanjang batas Afghanistan-Pakistan (dua tempat paling membahayakan di dunia menurut Obama), maka serangan pun akan semakin meningkat.
Strategi AS harus tepat sasaran, katanya, yakni terhadap al Qaeda dan sekutunya yang ada di belakang serangan 9/11 delapan tahun yang lalu.
Badan intelejen AS sendiri memperkirakan bahwa serangan baru terhadap AS sedang direncanakan saat ini. Namun Obama menambahkan menjadikan Al-Qaeda sebagai sasaran seharunya bukan hanya kepentingan orang Amerika, tetapi seluruh manusia di dunia dan Afghanistan sendiri.
“Ini bukan hanya masalah Amerika saja. Namun seharusnya menjadi tantangan bagi keamanan internasional,” ungkapnya.
Ia pun mengatakan angkatan perang AS di Afghanistan bukan dalam rangka menguasai atau mengatur masa depan negara tersebut, tetapi untuk melawan musuh “kita” bersama.
Untuk mewujudkan tujuannya, kata Obama, AS butuh:
- Sebuah strategi yang kokoh, cerdas, dan komprehensif
- Tidak menolak sumber daya bagi Afganistan hanya karena AS telah memiliki janji terhadap Irak, di sinilah bantuan internasional sangat dibutuhkan
- Mengakui hubungan antara Afganistan dan Pakistan di masa depan
Dia mengatakan bahwa Richard Holbrooke sudah diangkat sebagai perwakilan AS untuk memfasilitasi perspektif baru di Afghanistan dan Pakistan.
Di Afganistan, Obama memerintahkan pengiriman 4.000 personil tentara tambahan untuk menolong tentara dan polisi Afghanistan – di samping 17.000 orang tentara lainnya yang telah ia umumkan jauh-jauh hari. Mereka akan bergabung dengan 38.000 tentara AS lainnya di negeri tersebut.
Obama dan AS akan lebih banyak membantu menguatkan dan menstabilkan kemampuan militer tentara dan polisi Afghanistan sebanyak 134.000 personil dan wajib militer sebanyak 82.000 personil.
Sedangkan untuk membantu memperbaiki infrastruktur penduduk sipil Afganistan yang rusak, Obama mengatakan, ratusan penasehat AS termasuk spesialis pertanian, insinyur dan pengacara akan didatangkan Afghanistan. Bantuannya ini pun diharapkan dapat menolong kinerja pemerintah Afghanistan agar bebas dari korupsi.
Di Pakistan, Obama mengatakan bantuan Amerika akan sangat dibutuhkan pasca hengkangnya Al-Qaeda dari Pakistan, meskipun Obama mengakui hal itu bukanlah tugas sederhana. Namun ia meyakinkan bahwa keberhasilan rencananya tidak akan semata-mata tercapai dengan kekuatan “bom dan peluru” namun juga bergantung pada kekuatan pemerintah Pakistan sebagai pihak yang diperangi.
Oleh sebab itu, di hadapan kongres ia menyerukan pengesahan undang-undang yang berisi pelipat-tigaan pengeluaran AS di Pakistan menjadi 1.5 miliar dolar per tahun selama lima tahun mendatang, untuk menolong membangun sekolah, jalan dan rumah sakit di Pakistan.
Tetapi, dia mengatakan, bantuannya ini bukanlah ‘cek kosong’ – dan Pakistan harus memperlihatkan komitmennya sendiri untuk membasmi al-Qaeda dan sekutunya.
Dan kejadian hari Jumat (27/3) kemarin ketika sebuah bom menyerang salah satu mesjid di Khyber barat laut Pakistan dan menewaskan puluhan orang itu, kata Obama, merupakan sebuah ujian bagi konsistensi Pakistan atas komitmennya melawan terorisme bersama AS. (Althaf/arrahmah/ptv/alj/bbc/rtrs)