AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Pada Selasa (20/9/2011), media mainstream ramai memberitakan mengenai kabar kematian pemimpin organisasi yang disebut “Dewan Tinggi Perdamaian” pemerintahan boneka Kabul, Burhanudin Rabbani. Ia dilaporkan tewas di kota Kabul daerah Wazir Akbar Khan.
Burhanudin Rabbani adalah pimpinan politik Aliansi Utara di Afghanistan. Pada tahun 1992, ia menjadi ketua Jamiat-i-Islami dan kemudian menjadi presiden Afghanistan hingga dijatuhkan oleh Taliban pada tahun 1996. Setelah itu ia pindah ke Faizabad di utara Afghanistan untuk memimpin kelompok anti-Taliban dengan dukungan Iran dan Rusia.
Ia kembali diangkat sebagai presiden oleh PBB setelah jatuhnya Taliban. Namun setelah itu ia menyerahkan jabatannya kepada Hamid Karzai.
Imarah Islam Afghanistan (IIA) dalam statemennya menyatakan bahwa mereka belum menyelesaikan penyelidikan terkait masalah itu, karena itu mereka memilih bersikap diam tentang masalah itu lebih lanjut.
Dan seluruh klaim di mana IIA telah ditempatkan oleh berbagai agen berita sebagai sumber, adalah tak berdasar dan mereka menyatakan bahwa sekali lagi mereka tidak dapat berkomentar mengenai insiden itu lebih lanjut.
Permintaan IIA kepada Reuters mengenai komentar palsu yang dibuat atas nama IIA tentang pembunuhan Rabbani adalah harus diselidiki dan penjelasan harus sampai kepada IIA dan klaim tak berdasar seperti itu tidak boleh diterbitkan di masa mendatang.
Harus diingat bahwa agen berita sering menerbitkan laporan palsu atas nama IIA pada banyak kesempatan yang pada akhirnya memaksa IIA untuk mengekspos laporan palsu mereka ke seluruh dunia. (haninmazaya/arrahmah.com)