KABUL (Arrahmah.id) – Sher Mohammad Abbas Stanikzai, Wakil Menteri Luar Negeri Imarah Islam Afghanistan, dalam pertemuan mengenai “Pembangunan Ekonomi Masa Depan Afghanistan” memperingatkan Islamabad untuk memperlakukan para imigran Afghanistan dengan baik dan tidak memaksa warga Afghanistan untuk bereaksi terhadap tindakan mereka.
Stanikzai mengatakan bahwa reaksi warga Afghanistan telah tercatat dalam sejarah dan sekarang Afghanistan memiliki pertahanan yang kuat dan banyak senjata.
Stanikzai juga mengkritik proses deportasi imigran Afghanistan dan menganggapnya sebagai keputusan sepihak oleh pemerintah sementara Pakistan, lansir Tolo News (6/11/2023).
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri, tentara Pakistan menjarah harta benda dan aset para imigran Afghanistan selama proses deportasi mereka dari negara tersebut.
Pejabat Imarah Islam tersebut menekankan bahwa Pakistan telah mengabaikan tuntutan PBB dan dunia untuk kepergian para imigran Afghanistan, sementara selama bertahun-tahun negara tersebut telah mendapatkan uang dan hak istimewa yang tinggi dari kehadiran para imigran di negaranya.
Mengacu pada pembangunan Terusan Qosh Tepa, Wakil Menteri Luar Negeri meyakinkan negara-negara tetangga Afghanistan bahwa hak-hak air mereka atas Sungai Amu dihormati.
Dia menjelaskan bahwa Imarah Islam bertekad untuk mengontrol air negara itu, tetapi tidak memiliki rencana untuk menghancurkan atau merugikan negara tetangga.
Menurut informasi dari Departemen Pengungsi dan Pemulangan Provinsi Kandahar, dalam lima hari terakhir, 4.533 keluarga yang mencapai 31.547 orang telah kembali dari Pakistan.
Pemerintah Pakistan memberikan tenggat waktu bagi para imigran Afghanistan yang tidak berdokumen untuk meninggalkan negara itu sebelum 1 November. (haninmazaya/arrahmah.id)