(Arrahmah.com) – Alih-alih menunjukkan “toleransi” terhadap umat Islam, dalam kesempatan “buka puasa bersama” tahunan yang digelar di Gedung Putih untuk memperingati liburan Ramadhan umat Muslim Presiden negara penjajah AS Barack Obama menunjukkan dukungannya terhadap serangan “Israel” ke Gaza yang masih berlangsung hingga saat ini dan membela aksi mata-mata pemerintahnya terhadap Muslim Amerika.
Di samping mengundang para aktivis komunitas Muslim Amerika dan para diplomat Muslim, Gedung Putih juga mengundang duta besar Israel untuk AS Ron Dermer, seorang adovat vokal perusahaan pemukiman “Israel” yang mengklaim bahwa budaya Muslim dan Arab adalah kekerasan yang mewabah, seperti dilansir AlterNet.
Tahun lalu, dalam acara yang sama, Obama menyampaikan pidato di hadapan kerumunan aktivis komunitas Muslim Amerika dan para duta besar negara Timur Tengah tentang upaya untuk memacu kewirausahaan. Tetapi kali ini, di tengah-tengah agresi “Israel” terhadap rakyat Muslim Gaza yang telah menewaskan lebih dari 200 orang hanya dalam satu pekan, justru AS menyatakan dukungannya terhadap serangan biadab “Israel” itu dengan mengklaim bahwa serangan “Israel” hanyalah untuk mempertahankan diri dari roket-roket Hamas.
Dalam acara itu, Obama mengatakan, “Saya ingin mengatakan dengan sangat jelas, tidak ada negara yang bisa menerima roket-roket yang ditembakkan tanpa pandang bulu kepada penduduk. Jadi, sangatlah jelas bagi bagi bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri mereka sendiri terhadap apa yang Saya anggap serangan yang tidak dapat dimaafkan dari Hamas.”
Sebelum acara tersebut digelar, banyak warga Muslim yang menyerukan boikot terhadap acara pada 14 Juli itu. Di antara mereka yang menyerukan boikot sebagai aksi protes mengecam serangan “Israel” ke Jalur Gaza dan aksi mata-mata AS terhadap warga Muslim AS adalah Komite Arab-Amerika Anti-Diskriminasi (ADC).
Mariam Abu Ali, adik dari Ahmed Abu Ali, seorang warga negara AS yang dibawa ke Arab Saudi untuk menjalani penyiksaan sebelum akhirnya dihukum penjara seumur hidup atas tuduhan mengancam akan membunuh George W. Bush, juga turut dalam boikot tersebut. “Acara Iftar (buka puasa) Gedung Putih adalah tamparan di wajah mereka dalam komunitas Muslim yang telah menjadi korban dari pelecehan hak asasi manusia dan hak sipil AS,” tulis Ahmed Abu Ali.
“Ini adalah upaya dari pemerintahan ke pemerintahan untuk menutupi kejahatan pemerintah AS terhadap Muslim dengan melukiskan gambar yang kurang akurat tentang hubungan mereka dengan komunitas Muslim Amerika.” (siraaj/arrahmah.com)