(Arrahmah.com) – Regulator penerbangan di AS, Federal Aviation Administration (FAA), memperingatkan pita frekuensi untuk jaringan 5G yang bernama C-Band dapat mengganggu perangkat keselamatan utama di pesawat. Mereka pun memperingatkan dalam buletin keselamatan terbaru bahwa “tindakan mungkin diperlukan untuk mengatasi potensi gangguan pada elektronik pesawat yang sensitif.”
Spektrum C-Band untuk jaringan 5G di AS, yang terletak pada 3,7 GHz hingga 4,2 GHz, berbatasan dengan sinyal radio yang disebut altimeter radar. Sinyal tersebut merupakan instrumen penting penerbangan untuk mengukur seberapa dekat pesawat dengan tanah.
Altimeter radar digunakan di pesawat dan helikopter untuk berbagai fungsi keselamatan penting, seperti pendaratan saat jarak pandang rendah, peringatan anti-tabrakan, dan sistem yang memperingatkan pilot ketika mereka secara tidak sengaja menjadi terlalu rendah.
Reuters melaporkan, FAA telah mengimbau maskapai “harus siap untuk kemungkinan bahwa gangguan dari pemancar 5G dan teknologi lainnya dapat menyebabkan peralatan keselamatan tertentu tidak berfungsi, mengharuskan mereka untuk mengambil tindakan mitigasi yang dapat mempengaruhi operasi penerbangan.”
Buletin itu juga mengatakan “belum ada laporan yang terbukti tentang interferensi berbahaya karena operasi broadband nirkabel secara internasional.”
Buletin FAA mengimbau agar pilot harus mengingatkan penumpang untuk menempatkan perangkat 5G apa pun ke mode pesawat atau mematikannya selama penerbangan.
Imbauan dari FAA muncul setahun setelah RTCA Inc., sebuah organisasi nirlaba di Washington yang mempelajari masalah teknis penerbangan, memperingatkan potensi gangguan jaringan 5G bagi penerbangan dalam laporan mereka pada 2020. Organisasi tersebut menemukan “dampak signifikan di seluruh pendekatan dengan potensi efek bencana.”
FAA mengatakan produsen peralatan altimeter harus melanjutkan pengujian mereka untuk menentukan kerentanan altimeter radio terhadap 5G. Produsen diminta mengeksplorasi perubahan desain yang dapat mengurangi efek gangguan dari jaringan mobile generasi kelima tersebut.
AS sendiri rencananya bakal mengoperasikan spektrum tambahan untuk 5G, tepatnya di frekuensi 3700-3800 MHz, pada 5 Desember 2021 mendatang. Sebelumnya, Komisi Komunikasi Federal AS (Federal Communications Commission/FCC) telah memberikan akses spektrum tersebut ke penyedia jaringan nirkabel dalam sebuah lelang pada Februari 2021.
Menanggapi imbauan dari FAA, FCC menyebut tengah bekerja sama dengan mitra federal lainnya.
“FCC berkomitmen untuk terus bekerja dengan mitra federalnya untuk secara bersamaan menjaga keselamatan udara dan memajukan penyebaran teknologi baru yang mempromosikan kebutuhan konsumen dan bisnis Amerika,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Bloomberg.
Adapun CTIA, kelompok perdagangan yang mewakili industri nirkabel di AS, mengatakan bahwa jaringan 5G di spektrum C-Band masih beroperasi dengan aman di 40 negara. Kelompok itu mengatakan masalah ini tengah dipelajari oleh lembaga di seluruh dunia.
“Jaringan 5G menggunakan spektrum C-band beroperasi dengan aman dan tanpa menyebabkan gangguan berbahaya pada peralatan penerbangan,” kata CTIA itu dalam sebuah pernyataan.
“Spektrum C-band sangat penting untuk menghadirkan layanan 5G di komunitas besar dan kecil di seluruh negeri, memastikan semua orang Amerika mendapat manfaat dari jaringan generasi berikutnya ini. Setiap keterlambatan dalam mengaktifkan spektrum ini berisiko terhadap daya saing Amerika dan membahayakan kemampuan kami untuk memastikan kepemimpinan 5G global.”
(*/Arrahmah.com)