JAKARTA (Arrahmah.com) – Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M. Taufik menganggap wajar saling mengejek antara massa berkaus #2019GantiPresiden dengan massa berkaus #DiaSibukKerja pada Car Free Day, yang berlangsung pada Ahad (29/4/2018).
Menurut Taufik, peristiwa saat CFD sama dengan ketegangan antar kedua pendukung kedua tim sepakbola. Saling mengejek dan beradu orasi satu dengan yang lain. Hal tersebut biasa terjadi.
“Ketika ada kerumunan orang banyak beda kelompok pasti ada gesekan dan wajar, itu mah biasa-biasa saja,” ujar Taufik di gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (30/4).
Yang tidak biasa itu, tandas taufik, justru tewasnya dua orang akibat antri sembako di Monas, Sabtu (28/4).
Pembagian sembako tersebut digelar oleh Forum Untuk Indonesia dalam acara Untukmu Indonesia.
“Jangan hanya CFD yang ditayangkan,” cetus Taufik.
Sebelumnya, wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan,, acara pesta rakyat dan bagi-bagi sembako di Lapangan Monas telah menelan korban jiwa.
Dua orang diketahui tewas usai acara yang digagas Forum Untukmu Indonesia (FUI).
Sandi mengatakan hal ini usai mendapat laporan hasil pertemuan tertutup dengan pihak FUI dan Dinas Pariwisata dan Budaya DKI.
Dilansir viva.co,id, Selasa (1/5), Kokom, ibu dari Rizki Saputra, korban meninggal dunia usai antri sembako di Monas masih emosional menghadapi kematian anaknya. Sambil terisak, dia menceritakan kejadian saat dia dan anaknya ikut kegiatan bagi-bagi sembako yang diadakan oleh Forum Untukmu Indonesia.
Kokom mengaku mendapatkan kupon pembagian itu dari seorang warga di kawasan Pademangan, Jakarta Utara. Berbekal kupon itu, dia dan Rizki berangkat dengan bus bersama warga lain ke Monas.
“Enggak didorong dari belakang saja, dari depan pun didorong. Anak saya didorong dari belakang enggak jatuh, dari depan (didorong) langsung begini jatuh, kakinya keinjak (jadi) biru. Sudah begitu saya dorong lagi yang depan, takut nginjak lagi kan,” tutur i kontrakannya di Pademangan Barat, Jakarta Utara, Selasa (1/5).
Kokom menuturkan anaknya juga sempat muntah-muntah, kejang dan juga pingsan. Dalam kondisi itu, Kokom mengaku sulit mendapatkan pertolongan dari orang-orang sekitar.
Dari video yang beredar tentang suasana pembagian sembako di Monas pada Sabtu (28/4), nampak ribuan warga kepanasan dan kelelahan. Terdengar seorang ibu-ibu berteriak mencari anaknya yang lepas dari pantauannya.
Pihak panitia, yang berpakaian merah-merah, juga terlihat marah, karena massa sudah tidak terbendung. Acara itu juga menyisakan sampah yang berserakan sejauh mata memandang.
(ameera/arrahmah.com)