BEIRUT (Arrahmah.id) – Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyampaikan pidato di pemakaman komandan militer partai tersebut Fouad Shukr, yang dibunuh dalam serangan ‘Israel’ di pinggiran selatan Beirut pada Selasa malam (30/7/2024).
⚡⚡Hezbollah's Secretary-General Hassan Nasrallah has issued a stern warning, stating, "The enemy and those behind it should expect our inevitable response, God willing. There is no debate or argument about this. Time and the battlefield will be the judge between us." pic.twitter.com/YQFAmdD4tM
— IntelSky (@Intel_Sky) August 1, 2024
Berikut ini adalah inti dari pidato Nasrallah:
“Kami adalah mitra Hamas dalam perlawanan dan kesyahidan, dan kami akan mencapai kemenangan yang tak terelakkan.
Penargetan sebuah bangunan sipil yang penuh dengan penduduk di Haret Hreik di pinggiran selatan menyebabkan kematian 7 orang.
Di antara yang menjadi korban dalam penargetan gedung tersebut adalah komandan Fouad Shukr, dan seorang warga Iran, selain puluhan yang terluka.
Apa yang terjadi bukan sekedar pembunuhan tetapi sebuah agresi dengan mengebom daerah pinggiran ibu kota Beirut dan menargetkan bangunan sipil, bukan bangunan militer.
Dipasarkan (oleh beberapa pihak) bahwa (serangan itu) merupakan respons ‘Israel’ terhadap apa yang terjadi di Majdal Shams dan (mereka) memberi tahu kami bahwa kami harus menyerap serangan itu.
Kami sebelumnya menyangkal bertanggung jawab atas pengeboman Majdal Shams setelah melakukan penyelidikan, dan jika kami berada di belakangnya, kami akan (mengambil tanggung jawab).
Kami memberikan hipotesis tentang apa yang terjadi di Majdal Shams, termasuk kemungkinan adanya rudal pencegat ‘Israel’.
Ketika ‘Israel’ mendapati bahwa korban di Majdal Shams sebagian besar adalah anak-anak dan wanita, mereka memutuskan untuk terus maju dan (menyalahkan) kami.
Dalam pembunuhan Komandan Fouad Shukr, musuh menargetkan bangunan sipil yang berisi anak-anak dan wanita.
Faktanya adalah bahwa agresi di Dahiya (di Beirut selatan) bukanlah respons terhadap apa yang terjadi di Majdal Shams tetapi bagian dari perang.
Netanyahu ingin menggunakan pembunuhan komandan Fuad Shukr sebagai prestasi bagi mereka yang menuduhnya gagal.
Kita membayar harga atas dukungan kita terhadap Gaza dan ratusan martir, termasuk warga sipil, telah bangkit mendukung kita.
Kita semua, bukan hanya para martir di garis depan dan keluarga kita, memasuki pertempuran dengan peti mati di pundak kita.
Apa yang terjadi bukan lagi front dukungan (untuk Perlawanan di Gaza), tetapi pertempuran terbuka besar di Gaza, Lebanon selatan, Yaman, Irak dan Iran.
Kesadaran dan sikap tegas sekelompok pemimpin Druze di Lebanon dan Suriah membantu meredakan pertikaian.
Ketika orang Iran berbicara tentang pembunuhan Haniyeh, mereka menganggap bahwa insiden tersebut merugikan kedaulatan, keamanan nasional, prestise, dan kehormatan mereka.
Orang ‘Israel’ tidak tahu garis merah mana yang telah mereka lewati, dan di semua lini dukungan, kami telah memasuki fase baru.
Saat ini, musuh harus menunggu pembalasan dendam dari orang-orang terhormat di negara ini dan pembalasan dendam mereka atas semua darah yang telah tertumpah.
Kami di semua lini dukungan kini telah memasuki fase baru dan eskalasinya bergantung pada perilaku dan respons musuh.
Tujuan pembunuhan para pemimpin adalah untuk melemahkan keinginan dan menundukkan, tetapi orang-orang yang dekat dengan Netanyahu meyakinkannya bahwa hal ini tidak akan melemahkan Perlawanan.
Sekarang Netanyahu bertaruh pada pembunuhan untuk menjual prestasi, (tetapi) hasilnya adalah meningkatnya perlawanan.
Garis Hezbollah tetap ke atas (dalam artian perlawanan yang terus tumbuh) dengan setiap pembunuhan yang dideritanya karena ia memiliki ideologi dan warisan yang luar biasa.
Kami turut berduka cita atas kesyahidan Tuan Fouad Shukr, namun hal itu menambah tekad dan motivasi kami, serta menambah kepatuhan kami terhadap keputusan kami (untuk meneruskan Perlawanan).
Hizbullah memiliki generasi pemimpin yang sangat baik yang siap memikul tanggung jawab sehingga tujuan musuh tidak akan tercapai.
Kita telah memasuki fase baru dan tekanan di semua lini untuk memaksa Perlawanan menyerah tidak akan berhasil.
Saya katakan bahwa kita telah memasuki babak baru dan tekanan di segala lini agar Palestina menyerah sudah tidak mungkin lagi.
Pemandangan Netanyahu berbicara kepada Kongres sambil bertepuk tangan adalah kemunafikan terbesar di dunia.
Tidak peduli berapa banyak pembantaian yang terjadi, tidak ada solusi kecuali menghentikan agresi terhadap Gaza.
Mereka harus menekan ‘Israel’ agar menghentikan perang mereka di Gaza, dan tidak akan ada solusi kecuali menghentikan agresi di Gaza.
Operasi apa pun (oleh Perlawanan) yang berlangsung selama hari-hari ini bukanlah jawaban atas kesyahidan Tuan Fouad Shukr.
Tanggapan Perlawanan terhadap serangan terhadap Dahiya dan pembunuhan Fouad Shukr sudah ditetapkan (seperti keputusan yang sudah dibuat).
Musuh dan mereka yang berada di belakang musuh harus menunggu tanggapan kita yang pasti akan datang, dan tidak akan ada diskusi atau kontroversi, dan di antara kita ada siang, malam, dan medan perang.
Musuh tidak tahu dari mana respon kita akan datang, apakah dari Palestina utara atau selatan, dan apakah respon kita akan sporadis (seperti masing-masing front Perlawanan sendiri-sendiri) atau serentak.
Poros Perlawanan bertempur dengan marah, tetapi dengan kebijaksanaan dan keberanian.
Kami mencari tanggapan yang nyata, bukan formalitas seperti yang dipromosikan beberapa orang, tetapi tanggapan yang sangat bijaksana.”
Hizbullah mengumumkan pada Rabu (31/7/2024) kematian komandan militer partai tersebut, Fouad Shukr, menyusul serangan ‘Israel’ di pinggiran selatan Beirut pada Selasa malam (30/7).
Partai tersebut mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Rabu malam (31/7) “kematian pemimpin jihad besar Fouad Ali Shukr (Tuan Mohsen).”
Hal ini terjadi setelah tentara ‘Israel’ mengonfirmasi pada Selasa malam (30/7) bahwa mereka berhasil membunuh Shukr dalam serangan ini, dan menggambarkannya sebagai komandan militer paling senior di Hizbullah.
Reuters dan AFP mengutip sumber yang mengatakan kemarin (31/7) bahwa jasad Shukr ditemukan di bawah reruntuhan bangunan yang menjadi sasaran serangan ‘Israel’ di daerah Haret Hreik di pinggiran selatan Beirut. (zarahamala/arrahmah.id)