TEPI BARAT (Arrahmah.id) – “Abu Mazen, Anda mempunyai waktu 24 jam untuk menentukan posisi yang jelas, dan mengumumkan konfrontasi penuh terhadap pendudukan,” demikian bunyi pernyataan kelompok Sons of Abu Jandal.
“Wahai rakyat kami yang heroik, wahai anak-anak yang tangguh dan penuh pengorbanan,” demikianlah sebuah kelompok baru Palestina di Tepi Barat memulai pernyataan perdananya, yang dikeluarkan pada Ahad (5/11/2023) sebagaimana yang dilansir oleh The Palestine Chronicle.
Kelompok ini menamakan dirinya Sons of Abu Jandal dan mengaku sebagai anggota kelompok Fatah Palestina dari berbagai cabang keamanan Otoritas Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
“Tidak ada waktu untuk banyak bicara pada saat pembantaian pendudukan (Israel) di Jalur Gaza. Tidak ada waktu untuk banyak bicara pada saat pertumpahan darah di Gaza. Tidak ada waktu untuk berkata-kata ketika anak-anak dan perempuan kami di Gaza dibunuh. Tidak ada waktu untuk berkata-kata lagi karena generasi muda kita dibunuh di Tepi Barat,” bunyi pernyataan itu.
Memang benar, pernyataan tersebut singkat, sebagian besar berisi ultimatum 24 jam kepada “Abu Mazen”, merujuk pada Presiden PA Mahmoud Abbas.
“Kami tetap bersabar terhadap kejahatan pendudukan. Kami tetap bersabar dengan kesunyian dan ketidakberdayaan kami. Dengan menjalankan perintah (resmi) sementara kami dicabik-cabik setiap hari dan setiap menit oleh gambar anak-anak dan perempuan yang dimutilasi (di Gaza).”
Dan yang terakhir, ultimatumnya:
“Kami mengumumkan, mulai hari ini, bahwa kepemimpinan Palestina menghadapi tanggung jawab bersejarah untuk menyatakan konfrontasi penuh terhadap kejahatan pendudukan (Israel).
“Saudara Abu Mazen memiliki waktu 24 jam untuk mengambil posisi yang jelas, mengumumkan konfrontasi penuh terhadap pendudukan, menggunakan segala cara, dan mengecam pernyataan yang dibuat oleh penjahat (Antony) Blinken. Dia tidak memiliki wewenang atas kami, dan tidak ada cabang (keamanan PA) (yang akan mengikuti perintah dan menerima instruksi).”
Kelompok tersebut mengidentifikasi dirinya sebagai “sejumlah individu dari berbagai cabang keamanan Palestina”.
Pernyataan itu juga berjanji untuk mengumumkan semua nama mereka yang berpartisipasi dalam inisiatif ini.
Siapakah Abu Jandal?
Kelompok ini menamakan dirinya Putra Abu Jandal, untuk menghormati Yousef Ahmed Raihan, seorang petugas Otoritas Palestina yang memimpin perjuangan membela kamp pengungsi Jenin pada April 2002.
Nama samaran Raihan adalah Abu Jandal, dan Pertempuran Jenin terjadi di bawah kepemimpinannya bersama Mahmoud Tawalbeh.
Ratusan warga Palestina tewas dan terluka dalam invasi “Israel” ke kamp pengungsi Jenin selama Intifada Kedua pada 2002.
Warisan pertempuran tersebut terus menghidupkan perlawanan di Jenin dan sekitarnya. (zarahamala/arrahmah.id)