SOMALIA (Arrahmah.com) – Perdana menteri Somalia Omar Abdirashid Ali meminta maaf di hadapan umum atas pernyataan yang diucapkan oleh menteri luar negeri, Mohamed Abdullah Omaar yang meminta tambahan pasukan asing.
Abdirahsid Ali mengatakan bahwa dia tidak akan pernah menyambut baik usul yang berlawanan dengan keinginan masyarakat umum. Kabinet Somalia percaya Abdullahi Omaar seharusnya bertanggung jawab dengan memberikan sendiri klarifikasi di hadapan pers, tambah Abdirashid Ali, yang berpidato pada jumpa pers di istana presiden di Mogadishu Senin (23/3).
Abdulahi Omaar pada Jumat (20/3) meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyokong penambahan lagi tiga batalyon dari Uganda dan Burundi, untuk memperkuat 3.400 personil penjaga perdamaian yang berpangkalan di Mogadishu, ibu kota Somalia.
Permintaan menteri luar negeri itu harus menghadapi perlawanan yang cukup kuat dari para tokoh agama, cendekiawan, dan organisasi masyarakat sipil di Somalia.
Syekh Bashir Ahmed Salad, ketua Asosiasi Sarjana Islam Somalia, mengatakan bahwa sarjana Islam Somalia secara tegas menentang upaya apa pun yang terkait dengan penambahan dan penempatan angkatan perang asing di Somalia.
“Kami terkejut mendengar permintaan pemerintah untuk memperbanyak tentara di saat kami sedang memperhitungkan untuk mengembalikan tentara-tentara luar yang ada di sini ke negaranya masing-masing karena itu akan menjadi rekomendasi kami bagi pemerintah,” kata Syaikh Salad dalam konferensi pers di Mogadishu.
Kelompok Hizbul Islam pun menentang seruan pemerintah Somalia untuk menambahkan pasukan asing di Somalia. Pihaknya menuntut agar yang pasukan yang telah ada di Somalia ditarik kembali.
Syaikh Hassan Mahdi, seorang anggota Hizbul Islam, mengatakan 600 orang tentara dari Afrika diam-diam sudah disebarkan di Somalia. Ia mengungkapkan bahwa tentara-tantara tersebut hanya membawa kesengsaraan dan pembantaian warga sipil di Somalia. (Althaf/arrahmah/ptv)