MOGADISHU (Arrahmah.id) — Tentara Nasional Somalia dan milisi klan lokal mengatakan mereka telah membunuh sedikitnya 100 anggota kelompok militan ASy Syabaab sebagai pembalasan atas serangan Sabtu lalu yang menewaskan lebih dari 100 orang di Mogadishu.
Dilansir VOA (4/11/2022), juru bicara Kementerian Pertahanan Abdullahi Ali Anod mengatakan bentrokan terjadi di desa Garas Magan dan El Hareeri di wilayah Hiran di Somalia tengah, sekitar 320 kilometer utara Mogadishu.
“Pasukan pemerintah telah menargetkan militan di tempat mereka berkumpul kembali ketika sedang bersiap melakukan serangan terhadap pangkalan pasukan sekutu kami,” kata Anod.
Mayor Ahmed Abdullahi Beeryare, komandan batalyon unit Danab yang dilatih SNA, yang merupakan salah satu jenderal yang memimpin kampanye melawan Asy Syabaab, mengatakan bahwa “jumlah korban tewas Asy Syabaab bisa mencapai 200 orang.”
“Kami masih mengumpulkan jumlah korban tewas di tempat yang berbeda,” kata Beeryare. “Itu adalah operasi pencegahan dan balas dendam atas pembunuhan orang-orang kami yang tidak bersalah dalam serangan teroris baru-baru ini di Mogadishu. Kami tidak akan berhenti sampai kami mengakhirinya.”
Para pejabat pemerintah mengarak senjata yang disita dari kelompok itu dan puluhan mayat militan Asy Syabaab.
Beeryare menambahkan bahwa serangan udara yang dilakukan oleh drone terlibat dalam operasi tersebut, tetapi dia tidak merinci apakah itu dibantu dukungan udara asing atau tidak.
Sebelumnya Komando Afrika Amerika Serikat kerap melakukan serangan udara semacam itu terhadap militan Somalia atas permintaan Pemerintah Federal Somalia.
Yang terbaru adalah pada 23 Oktober, di mana militan menjadi sasaran saat mereka menyerang pasukan Tentara Nasional Somalia di dekat Buulabarde, sekitar 220 kilometer barat laut Mogadishu.
Operasi militer pemerintah saat ini dimulai beberapa bulan lalu, setelah Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud, yang menjabat pada Mei, menyatakan bahwa prioritas utamanya adalah mengakhiri 15 tahun pemberontakan Islam di negara itu.
Pada bulan Agustus, pemerintah Mohamud mengambil langkah berani dengan membawa salah satu mantan musuh bebuyutannya, mantan pendiri Asy Syabab, wakil pemimpin dan juru bicara Mukhtar Robow, sebagai bagian dari strateginya untuk mengakhiri terorisme.
Robow diangkat menjadi menteri urusan agama.
Berbicara pada khotbah shalat Jumat di sebuah masjid Mogadishu, Robow mendesak orang-orang Somalia untuk “bersatu melawan terorisme dan membantu pemerintah mereka dalam perang melawan Asy Syabaab saat ini.”
“Kami tidak bisa menggambarkan seorang Muslim sebagai orang yang membunuh Muslim lain di tengah ibadah dan shalat di dalam masjid, dan itulah yang dilakukan Asy Syabaab,” kata Robow. “Mereka adalah Khawarij.”
“Jangan takut pada Khawarij; jangan sembunyikan mereka di antara kamu dan mata-mata. Insya Allah, mereka pada akhirnya akan dikalahkan, dan Somalia akan menjadi negara yang damai dan sejahtera,” tambah Robow.
Dalam empat bulan terakhir, kelompok bersenjata Asy Syabaab yang terkait dengan al-Qaida telah kehilangan desa dan benteng di wilayah Somalia tengah di Hiran, Shabelle Tengah dan Galgudud.
(hanoum/arrahmah.id)