YERUSALEM (Arrahmah.com) – Salah seorang pemimpin terkemuka gerakan Jihad Islam, Mohammed al-Hindi, mengatakan solusi dua-negara bagian bagi konflik Palestina-Israel hanya akan memihak kepentingan Tel Aviv.
Dia mengatakan bahwa pemecahan tersebut hanya bermaksud untuk memaksa warga Palestina untuk meninggalkan 80 persen dari negeri bersejarah mereka untuk mendirikan negara bagian yang tidak memiliki kedaulatan dan kekuatan militer di Tepi Barat dan Gaza.
Sementara itu, al-Hindi pun menggambarkan langkah penyelesaian tersebut sebagai bagian dari percobaan lama untuk menghancurkan Palestina. Dia menyebutkan bahwa usaha keras seperti itu sudah berlangsung sejak adanya kesepakatan Oslo pada 20 Agustus 1993 dan berlanjut pada pertemuan damai Timur Tengah yang sangat disponsori AS di Annapolis, kemudian penyusunan Road Map hingga Rencana Perdamaian.
Dia menambahkan bahwa solusi dua-negara bagian itu akan menghilangkan hak-hak para pengungsi Palestina untuk kembali ke tempat tinggalnya dan juga akan menghilangkan hak-hak sah mereka atas al-Quds.
Artikel 11 dalam Resolusi 194 PBB yang ditandatangani pada 11 Desember 1948, mencantumkan adanya hak-hak warga Palestina untuk kembali ke tempat tinggalnya, dan Israel harus membayar dana kompensasi atas kepemilikan jika ada warga Palestina yang tidak ingin kembali.
Diperkirakan saat ini ada 4 juta warga Palestina yang hidup sebagai pengungsi dan tersebar di Tepi Barat, Jalur Gaza, Jordan, Siria, dan Lebanon yang seharusnya bisa menuntut hak mereka di bawah resolusi ini.
Namun, semua perjanjian, semua kesepakatan, semua solusi yang telah disetujui secara internasional itu tidak pernah memberikan sedikit pun ruang bagi warga Palestina. Rakyat Palestina tetap menjadi orang-orang yang harus menderita di negerinya sendiri.
Al-Hindi benar-benar memperlihatkan kegeramannya terhadap tindakan bangsa Yahudi yang juga telah menodai kesucian Masjid Al-Aqsa. Ia menyeru pada seluruh muslim, baik di Palestina, di negeri-negeri Arab, maupun di negeri-negeri lainnya untuk berpartisipasi menyelamatkan tempat suci kaum muslimin di Palestina.
Ia pun mengecam tindakan Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, yang tidak pernah memihak rakyatnya dan terus-menerus melakukan negosiasi dan koordinasi dengan Israel dengan dalih mencari penyelesaian konflik Palestina. (Althaf/prtv/arrahmah.com)