SURIAH (Arrahmah,com) — Konflik di Suriah menewaskan 3.746 orang pada tahun 2021, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) pada hari Rabu (22/12/2021).
Secara signifikan angka itu lebih sedikit dari pada tahun 2020, yang telah mencatat jumlah korban tewas terendah dalam perang selama satu dekade.
Menurut angka yang dikumpulkan oleh SOHR, dikutip AFP (22/12), tercatat ada 1.505 dari mereka adalah warga sipil dan 360 di antaranya adalah anak-anak.
Angka itu sejauh ini merupakan penghitungan terendah sejak dimulainya perang di Suriah, dan menegaskan tren penurunan yang menyebabkan 6.800 orang tewas tahun lalu dan lebih dari 10.000 pada 2019.
SOHR menambahkan 297 orang tewas pada tahun 2021 akibat ranjau darat dan berbagai sisa bahan peledak lainnya.
Pengawas Ranjau Darat mengatakan pada bulan November bahwa Suriah telah mengambil alih Afghanistan sebagai negara dengan jumlah korban tertinggi, yang tercatat dari ranjau darat dan sisa-sisa bahan peledak perang.
Pertempuran, yang meletus pada 2011 akibat penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah, telah mereda selama dua tahun terakhir.
Pasukan pemerintah yang didukung Rusia masih secara sporadis menyerang sasaran di daerah kantong kelompok perlawanan barat laut Idlib, meski sebagian besar kesepakatan gencatan senjata telah tercapai.
Adapun kelompok Islamic State (ISIS) masih kerap melakukan serangan sporadis meski telah dinyatakan kalah pada tahun 2019.
Perang di Suriah telah menewaskan hampir setengah juta orang dan mendorong perpindahan akibat konflik terbesar sejak Perang Dunia II. (hanoum/arrahmah.com)