IDLIB (Arrahmah.com) – Pasukan rezim Asad mengambil kendali penuh atas kota kunci Khan Sheikhoun di barat laut Suriah pada Rabu (21/8/2019), mengelilingi pasukan Turki di pos pengamatan terdekat, ujar laporan kelompok pemantau perang Suriah.
“Pasukan rezim mengambil kendali penuh atas kota Khan Sheikhoun dan saat ini sedang membersihkannya dari ranjau,” kata Kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) Rami Abdurrahman seperti dilansir Zaman Alwasl.
Pasukan pro-rezim sekarang “mengepung daerah yang membentang dari selatan Khan Sheikhoun ke provinsi Hama utara, memotong semua jalan keluar” untuk pasukan Turki di kota terdekat Morek, katanya.
SOHR menambahkan bahwa 21 pejuang anti-rezim termasuk 18 Mujahidin telah gugur dalam bentrokan pada Rabu (21/8), sementara rezim Asad kehilangan 10 tentaranya.
Kemajuan itu terjadi setelah berhari-hari pertempuran sengit dengan pejuang Suriah yang menguasai wilayah Idlib, yang berada di perbatasan Turki.
Kota tersebut dikendalikan oleh Hai’ah Tahrir Syam (HTS) sejak Januari lalu.
Wilayah yang berpenduduk sekitar tiga juta orang itu seharusnya dilindungi oleh kesepakatan zona penyangga yang ditandatangani September lalu oleh Moskow dan Ankara, tetapi pasukan rezim dan Rusia telah melakukan pemboman besar-besaran sejak akhir April.
Sekitar 890 warga sipil telah terbunuh sejak itu, menurut SOHR yang berbasis di Inggris.
Dalam beberapa minggu terakhir, pasukan rezim telah bergerak maju di tepi selatan benteng.
Pada Selasa (20/8), Mujahidin mundur dari Khan Sheikhoun menuju ke arah selatan.
Kemajuan Rabu meningkatkan pertaruhan dalam pertarungan antara Suriah dan Turki, dimana Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu telah berjanji untuk “melakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan keamanan tentaranya dan pos-pos pengamatan”.
Moskow mengklaim serangan “pemberontak” terhadap pangkalan udara utama Rusia Hmeimim di sebelah barat Idlib dan wilayah sipil yang dikuasai rezim terus berlanjut meskipun ada pos-pos Turki.
Rezim Suriah menuduh Turki mendukung “teroris”, istilahnya untuk Mujahidin dan pejuang oposisi.
Merebut Khan Sheikhoun telah lama menjadi tujuan utama rezim, karena kota strategis ini menghubungkan Damaskus dengan kota terbesar kedua di Suriah, Aleppo. (haninmazaya/arrahmah.com)