WASHINGTON (Arrahmah.com) – Mujahidin Irak secara teratur menggunakan software murah dan tersedia secara luas untuk mencegat pesawat tanpa awak AS, Wall Street Journal melaporkan pada Kamis (17/12).
Mengutip keterangan para pejabat pertahanan dan intelijen, Wall Street Journal mengatakan bahwa mujahidin menggunakan perangkat lunak yang digunakan kelompok seperti SkyGrabber yang tersedia secara online dengan harga 25,95 dolar (18 euro).
Praktik ini terungkap pada Juli 2009, ketika militer AS mengklaim telah menemukan file-file video pencegatan pesawatnya pada laptop milik mujahidin yang tertangkap.
Program-program SkyGrabber dan yang lainnya rata-rata mengambil keuntungan dari downlink tidak teridentifikasi.
Pemerintah AS sebetulnya telah mengetahui kecacatan pesawat andalannya itu sejak tahun 1990-an, tetapi mereka tetap yakin dan berasumsi para musuh tidak akan dapat mengambil keuntungan dari itu semua, kata Journal.
Para pejabat Amerika mengatakan tidak ada bukti yang meyakinkan mereka bahwa kelompok ‘militan’ yang dapat mengendalikan pesawatnya atau mengganggu penerbangan mereka, namun kerentanan tersebut akan sangat memungkinkan bahwa pesawat dapat dengan mudah dimonitor dan dilacak oleh pihak lain selain militer AS.
Para pejabat pertahanan mengatakan kepada Wall Streets Journal, bahwa mereka sedang berupaya untuk memperbaiki kecacatan tersebut, tapi menegaskan bahwa sistem yang cukup rumit dan perlu dilakukannya peningkatan beberapa komponen dari sistem yang menghubungkan satu pos kendali ke pos kendali yang lainnya akan menyebabkan mereka membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Salah satu pengembang perangkat lunak keluaran perusahaan Rusia SkySoftware sendiri mengatakan bahwa ia tidak tahu programnya ini dapat digunakan untuk mencegat pesawat predator.
“Perangkat ini dikembangkan untuk mencegat musik, foto, video, program dan konten lain saat user lain mengunduh dari internet, bukan data militer atau data komersial lainnya,” kata Andrew Solonikov kepada Journal. (althaf/ap/arrahmah.com)