JAKARTA (Arrahmah.com) – Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang juga merupakan calon presiden nomor urut 01, dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Kamis (7/2/2019) terkait pernyataannya tentang “propaganda Rusia”.
Jokowi menyebut soal “Proganda Rusia” saat di Surabaya dalam acara deklarasi Forum Alumni Jawa Timur, Sabtu (2/2) lalu.
Serikat Independen Rakyat Indonesia (SIRI), pihak yang melaporkan Jokowi, mengatakan bahwa pernyataan tersebut mengandung kebohongan alias hoaks.
“Kami diterima, tapi laporannya masih dikonsultasi,” kata Ketua SIRI, Hasan Basri, di Gedung Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (7/2).
Hasan datang ke Mabes Polri denganp membawa salinan barang bukti berupa ucapan Jokowi terkait ‘propaganda Rusia’. Ia berharap laporannya akan tetap ditindaklanjuti oleh kepolisian.
“Pernyataan Presiden Jokowi itu telah menimbulkan kegaduhan di masyarakat dan kami menduga hal ini adalah hoaks. Artinya, Presiden telah menyebarkan berita bohong. Kami akan laporkan hal ini dan minta ini dihentikan,” ujarnya.
Hasan sendiri akan kembali ke Bareskrim Polri untuk menyiapkan laporan yang lebih lengkap.
Menurutnya, gara-gara ucapan Jokowi dikhawatirkan menimbulkan keresahan di masyarakat karena belum tentu kebenarannya.
“Kami berencana untuk melapor lagi di hari berikutnya,” ucapnya.
Diketahui, pernyataan tentang “Propaganda Rusia” yang dilontarkan menjadi sorotan publik belakangan ini.
“Problemnya adalah, ada tim sukses yang menyiapkan sebuah propaganda, yang namanya propaganda Rusia. Yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan fitnah, yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan dosa, yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan hoaks. Ini yang harus segera diluruskan oleh bapak-ibu sekalian sebagai intelektual-intelektual,” ujar Jokowi beberapa waktu lalu.
Istilah ‘propaganda Rusia’ itu sendiri ditepis oleh Rusia lewat kedutaan besar di Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Kedubes Rusia lewat akun Twitter resmi @RusEmbJakarta pada Senin (4/1/2019).
Rusia menyatakan istilah ‘propaganda Rusia’ di Pilpres Amerika Serikat adalah rekayasa. Rusia menegaskan tidak ikut campur di Pilpres AS hingga Indonesia.
(ameera/arrahmah.com)