BANDUNG (Arrahmah.com) – Pimpiman Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT) KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) menanggapi sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024, khususnya Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menjadi sorotan.
Aa Gym mengatakan, semoga menteri yang dipilih Presiden Jokowi tidak membuat masyarakat risau dan senantiasa menyerahkan keputusan kepada Allah.
“Jadi, sekarang mah inget apa-apa ‘Pak, sekarang kabinet begini’. Sudah, kembali ke Allah, kabinet dipikirin juga engga berubah dengan dipikirin kita. Betul?” kata Aa Gym melalui rekaman video saat Kajian Ma’rufatullah di Masjid Daarut Tauhid, Jumat (25/10), lansir Kumparan.
Terkait jabatan Menteri Agama yang menuai protes, Aa Gym mengatakan dirinya hanya turut mendoakan agar menteri terpilih dapat menjalankan tugas dengan baik dan memiliki rasa takut kepada Allah.
Menurut Aa Gym, apabila Menteri Agama menyinggung mengenai radikalisme pun sebaiknya disikapi dengan tenang dan pembuktian
“‘Wah, A, itu sekarang menteri agamanya tentara, katanya?’ Padahal, saya anak tentara. Ya, doakan saja supaya takut ke Allah,” tandasnya.
“‘Tapi kan ngomongnya radikalisme’. Ya, tenang, tinggal kita buktikan saja, kita bukan orang-orang yang bersikap radikal. Yang radikal itu kan yang kemarin masuk-masuk itu. Kalau beda pendapat mah bukan radikal, janggutan bukan radikal. Tinggal kita saja buktikan,” lanjutnya.
Selain itu,mengenai jabatan Menteri Pendidikan yang juga ramai diperbincangkan, Aa Gym mengimbau masyarakat agar tidak terlalu memikirkannya dan lebih baik fokus mendidik keluarga serta diri sendiri.
“‘A, menteri pendidikannya juga katanya sepertinya tidak kenal Islam?’. Kan kita belum tahu. Tinggal kita saja sekarang didik diri, didik keluarga dengan baik kan ada Allah yang nanti membulak-balik hati. Jadi jangan sampai mikir tuh kebanyakan ke sana sini terus tidak kembali ke Allah. Cirinya apa? Gelisah. Itu alarm dari Allah kamu enggak ingat Allah jadi galau,” ungkap dia.
Intinya, tegas Aa GYm, jangan terlalu memikirkan sesuatu secara berlebihan bahkan melupakan Allah.
“Periksa sajalah kalau lagi gelisah nyambung enggak ke Allah? Pasti enggak nyambung. Kebanyakan mikir kurang zikir. Harusnya tiap mikir jadi zikir. Allah itu penguasa segalanya. Jadi jangan sampai ada persoalan yang kita anggap besar dan melupakan Allah Yang Maha Besar,” paparnya.
(ameera/arrahmah.com)