WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat mengatakan pada Kamis (12/9/2019) bahwa Iran telah menunjukkan bahwa dirinya tidak dapat dipercaya setelah sebuah kapal tanker tampaknya mengirimkan minyak ke Suriah yang bertentangan dengan janji-janji yang mereka katakan sebelumnya.
“Saya pikir penting di sini agar teman-teman kami di seluruh dunia dalam komunitas internasional mencatat bahwa sekali lagi anda telah dibohongi dan disesatkan oleh rezim Iran,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus kepada wartawan.
Sebuah kapal Iran, yang awalnya bernama Grace 1 dan berganti nama menjadi Adrian Darya, ditahan selama enam minggu oleh wilayah luar negeri Inggris di Gibraltar sampai pemerintah menerima janji bahwa kapal itu tidak menuju ke Suriah, sekutu utama Arab bagi Iran.
Uni Eropa mempertahankan embargo terhadap Suriah sebagai tanggapan terhadap tindakan keras Presiden Bashar Asad atas perbedaan pendapat dan pemberontakan.
Inggris mengatakan Selasa (10/9) bahwa Iran melanggar janji dan bahwa kapal itu mentransfer minyak ke Suriah, memanggil duta besar Iran untuk memprotes.
“Rezim Iran melanggar kata-katanya dan tampaknya berniat memicu kebrutalan rezim Asad terhadap orang-orang Suriah, yang terus menghadapi kekerasan yang meluas, kematian, dan kehancuran,” kata Ortagus.
“Ini cocok dengan jaringan kebohongan yang dilakukan oleh rezim Iran selama 40 tahun,” katanya.
“Tipu daya dan janji-janji mereka tidak hanya ditujukan pada komunitas internasional, tetapi juga orang-orang Iran,” katanya, mengkritik catatan hak asasi manusia rezim.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah menampar Iran dengan sanksi ekonomi setelah meninggalkan perjanjian multinasional untuk mengakhiri program nuklirnya.
Namun Trump baru-baru ini mengatakan ia terbuka untuk bertemu dengan kepemimpinan Iran setelah Prancis mengusulkan inisiatif yang bertujuan menurunkan ketegangan.
Iran telah menolak otoritas otoritas Gibraltar untuk merebut kapal itu, menyebutnya sebagai tindakan pembajakan.
Juru bicara kementerian luar negeri Iran Abbas Mousavi mengatakan pada Minggu (8/9) bahwa Adrian Darya telah “mencapai tujuannya dan minyak telah dijual,” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Amerika Serikat menawarkan jutaan dolar kepada kapten kapal India dalam upaya yang gagal untuk mendorongnya mengalihkannya ke pelabuhan tertentu agar kapal itu bisa disita. (Althaf/arrahmah.com)