DAMASKUS (Arrahmah.com) – Laporan oleh Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) mengungkapkan bahwa pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad telah menggunakan 26.577 bom barel sejak dimulainya intervensi Rusia pada 30 September 2015.
Bom barel telah menjadi salah satu senjata improvisasi yang paling banyak digunakan sejak MAret 2011. Dokumentasi pertama bom barel, menurut laporan, adalah pada 18 Juli 2012 di kota Dael, provinsi Daraa, di mana lima warga sipil tewas dalam serangan, termasuk seorang gadis kecil dan tiga perempuan, sementara sekitar delapan lainnya terluka, lansir Zaman Alwasl pada Ahad (7/10/2018).
Laporan ini menyoroti sifat bom barel, metode yang diadopsi oleh rezim Asad untuk memproduksi mereka, jenis wadah dan bahan peledak yang digunakan oleh rezim Asad dan zat kimia, amunisi pembakar, dan benda logam yang ditambahkan ke bom barel.
Laporan menambahkan bahwa rezim Asad telah menggunakan bom barel yang di dalamnya terkandung ranjau anti-tank di bulan September. Senjata tersebut menghantam desa Al-Habeit di pinggiran selatan Idlib pada 10 September.
Tidak kurang dari 3.601 bom telah dijatuhkan sejak awal 2018 oleh rezim Asad, di mana bulan Maret mencatat jumlah tertinggi, diikuti April. Sementara laporan mengatakan bahwa 98 bom barel telah dijatuhkan sepanjang September lalu. Serangan bom barel juga menghantam fasilitas sipil penting (fasilitas medis). (haninmazaya/arrahmah.com)