TEL AVIV (Arrahmah.id) – Menteri Keuangan ‘Israel’ Bezalel Smotrich mengatakan bahwa dia tengah berupaya untuk memberikan 500.000 pemukim Yahudi ilegal di Tepi Barat yang diduduki “hak yang sama dengan setiap warga negara di Israel.”
“Misi hidup saya adalah membangun Tanah ‘Israel’ dan menggagalkan pendirian negara Palestina yang akan membahayakan Negara ‘Israel’. Ini bukan urusan politik. Ini urusan nasional dan eksistensial,” tulisa Smotrich di X pada Senin (9/9/2024).
כמה מנותק צריך להיות כדי להמשיך גם אחרי ה -7 לאוקטובר לתמוך בהקמת מדינת טרור בלב הארץ ולתקוף את מי שפועל למנוע אותה? מנותק כמו לשים את זה בכותרת גדולה יותר מפיגוע שבו נרצחו שלושה יהודים.
משימת חיי היא לבנות את ארץ ישראל ולסכל הקמת מדינה פלשתינית שתסכן את מדינת ישראל. זה לא… pic.twitter.com/kaYjtPTxnx
— בצלאל סמוטריץ' (@bezalelsm) September 9, 2024
Ia menambahkan: “Saya akan terus bekerja dengan sekuat tenaga untuk memungkinkan setengah juta pemukim yang berada di garis depan dan menjadi sasaran tembakan untuk menikmati hak yang sama dengan setiap warga negara di ‘Israel’ dan untuk menetapkan fakta di lapangan yang akan mencegah berdirinya negara Palestina.”
Smotrich bertanggung jawab atas urusan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki.
Aneksasi Ilegal
Bulan lalu ia meluncurkan kampanye untuk mencaplok secara ilegal tiga persen dari apa yang disebut Area B, di wilayah yang diduduki, yang memerlukan pengusiran warga Palestina dan penghancuran semua bangunan di area tersebut.
Investigasi oleh The Washington Post pada 15 Agustus mengungkapkan bahwa ‘Israel’ secara aktif menggambar ulang peta Tepi Barat dengan merebut tanah Palestina, memperluas permukiman, dan menghancurkan desa dan kota.
Menurut surat kabar tersebut, tindakan-tindakan ini merupakan “perubahan teritorial paling signifikan di Tepi Barat dalam beberapa dekade”, dengan tujuan utama untuk memecah belah wilayah tersebut.
Tepi Barat adalah rumah bagi sekitar setengah juta pemukim Yahudi ilegal, selain lebih dari 230.000 pemukim di Yerusalem Timur yang diduduki.
Resolusi Knesset
Pada Juli, Knesset (parlemen ‘Israel’) mengeluarkan resolusi yang menolak pembentukan negara Palestina, dan menyebutnya sebagai “ancaman eksistensial” bagi ‘Israel’.
“Pendirian negara Palestina di jantung Tanah ‘Israel’ akan menimbulkan bahaya eksistensial bagi Negara ‘Israel’ dan warga negaranya, mengabadikan konflik ‘Israel’-Palestina, dan mengganggu stabilitas kawasan,” demikian pernyataan resolusi tersebut.
Ketegangan meningkat di seluruh Tepi Barat yang diduduki saat serangan militer ‘Israel’ di Jalur Gaza terus berlanjut.
Setidaknya 692 orang telah tewas dan lebih dari 5.700 orang terluka oleh tembakan ‘Israel’ di Tepi Barat yang diduduki, menurut Kementerian Kesehatan.
Eskalasi ini menyusul putusan penting dari Mahkamah Internasional pada 19 Juli yang menyatakan pendudukan ‘Israel’ selama puluhan tahun di tanah Palestina sebagai “ilegal” dan memerintahkan pembongkaran permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. (zarahamala/arrahmah.id)