TEL AVIV (Arrahmah.id) — Mendengar istilah Skin Bank Israel, sebagian orang tentu masih merasa asing. Nama tersebut diduga mengacu pada sebuah pabrik kulit manusia yang dimiliki Tel Aviv.
Pada 2023 lalu, sebuah organisasi nirlaba untuk perlindungan hak asasi manusia bernama Euro-Med Human Rights Monitor mengungkap kekhawatiran tentang praktik pencurian organ oleh pasukan Israel. Adapun korbannya adalah jenazah warga Palestina yang terbunuh di sana.
EuroNews melaporkan organisasi itu mendasarkan kekhawatirannya menyusul laporan para profesional medis di Gaza yang memeriksa beberapa jenazah setelah dilepaskan oleh Israel.
Tak hanya organ vital seperti ginjal dan jantung, ada juga tuduhan bahwa mereka mengambil kulit jenazah tersebut.
Laporan menggemparkan itu lantas ditanggapi beragam oleh berbagai pihak. Beberapa juga mengaitkannya dengan misteri keberadaan pabrik kulit manusia di Israel yang bernama Skin Bank.
Apa itu Skin Bank Israel?
Israel disebut memiliki salah satu bank kulit terbesar di dunia. Bukan sebatas kulit binatang, fasilitas tersebut kabarnya ikut menyimpan kulit manusia.
Mengutip JordanNews (16/8/2024), kulit manusia di sana tidak disimpan tanpa alasan. Mereka biasa memakainya untuk mengobati luka bakar atau kanker kulit pasiennya.
Pada riwayatnya, Skin Bank ini didirikan sekitar tahun 1986 di bawah pengawasan sektor medis militer dari tentara Israel. Fasilitas ini telah lama menghadapi tuduhan bahwa pasokannya tidak hanya berasal dari donor sukarela, melainkan curian dari tubuh warga Palestina yang sudah meninggal.
Senada dengan laporan itu, jurnal berjudul ‘The Israel National Skin Bank: Quality Assurance and Graft Performance of Stored Tissues’ yang terbit di National Library of Medicine NIH juga menyebut pabrik kulit itu berdiri pada 1986.
Lebih jauh, diketahui informasi bahwa nama asli pabriknya adalah The Israel National Skin Bank (INSB). Fasilitas ini didirikan korps medis dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Kementerian Kesehatan.
Dulu, tujuan utama pendiriannya adalah untuk merawat korban luka bakar selama perang.
Sebagaimana bank kulit internasional, INSB juga menyediakan kerangka kerja dari proses pengadaan hingga pemanfaatannya.
Pada salah satu kesempatan, direktur Skin Bank mengungkap bahwa cadangan kulit manusia di Israel mencapai 17 meter persegi. Angka tersebut sangatlah besar jika dibandingkan dengan populasi total Israel.
Hal tersebut tentunya sangat mencurigakan. Terlebih, warga Israel termasuk sebagai masyarakat yang tidak suka menyumbangkan organnya.
Masih dari sumber yang sama, sebuah film dokumenter tahun 2009 mengungkap tabir lain.
Pada pengakuan mantan direktur Institut Kedokteran Forensik Israel, Yehuda Hiss, dia mengonfirmasi pencurian organ dari tubuh warga Palestina di lembaga tersebut.
“Kami mengambil kornea, kulit, katup jantung, dan tulang … Hampir semuanya dilakukan secara tidak resmi hingga tingkat tertentu… dan izin tidak diminta dari keluarga,” ucap dia.
Pernyataan lain, antropolog Meirav Feis dalam penelitiannya “On Their Bodies” menyatakan dia menyaksikan mereka (Israel) mengambil organ dari tubuh warga Palestina.
Dia menambahkan bahwa sejak intifada pertama, tentara Israel secara efektif memang mengizinkan lembaga tersebut mengambil organ dari warga Palestina berdasarkan prosedur militer.
Itulah sedikit ulasan mengenai Skin Bank Israel, pabrik kulit manusia yang diduga mengambil organ jenazah warga Palestina. (hanoum/arrahmah.id)