AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) – Skandal seks memalukan yang melibatkan agen-agen dinas rahasia dan tentara Amerika Serikat (AS) pada kunjungan Barack Obama ke Kolombia telah menampar wajah AS, dan masalah kian memanas.
Para pengawal Obama itu mengambil kesempatan di kota bersejarah Cartagena untuk memanggil para pelacur ke kamar hotel mereka di Cartagena. Diperkirakan 11 agen rahasia Obama dilaporkan terlibat dalam skandal seks dengan para pelacur di Cartagena.
Direktur Dinas Rahasia Mark Sullivan, seorang senator terkemua AS mengatakan pada hari Selasa (17/4) bahwa “11 agen dinas rahasia dan para pejabat AS terlibat dalam insiden ini”.
Sementara itu, seorang pejabat AS, tanpa menyebut nama, berkata kepada AFP pada hari Selasa bahwa sedikitnya 10 tentara AS dapat terlibat dalam skandal itu.
Peter King, Ketua Komite Keamanan Dalam Negeri AS, mengatakan, hari Sabtu (16/4), hampir semua dari 11 agen rahasia itu membawa pelacur ke kamar hotel yang terpisah dimana hotel Obama menginap.
King mengatakan, dia diberi tahu bahwa siapa pun yang berkunjung untuk menginap di hotel itu harus meninggalkan identifikasi di resepsionis hotel dan harus meninggalkan hotel itu sebelum pukul 07.00.
Ketika seorang perempuan tidak melakukan itu, staf hotel dan polisi memeriksa. Mereka menemukan perempuan itu sedang bersama seorang agen di kamar hotel. Sebuah pertengkaran terjadi soal pembayaran. King mengatakan agen itu akhirnya membayar perempuan itu.
Berita ini telah menjadi headline selama akhir pekan di media-media seluruh dunia, yang telah membuat Amerika bermuka merah karena malu.
“Satu-satunya liputan puncak media adalah skandal para Gringo – orang asing AS – dan para pelacur,” kata seorang diplomat Kolombia yang berada di Eropa.”Betapa memalukan”.
Obama tiba hari Jumat (13/4) malam di Cartagena untuk Konferensi Tingkat Tinggi Amerika – pertemuan 30 kepala negara. Kasus yang menimpa dinas rahasia dan militer AS ini telah mengacaukan suasana misi Obama ke Kolombia dan telah membuat risih para pemimpin regional itu.
“Saya tidak pernah berpikir agenda konferensi tingkat tinggi yang telah banyak harapan untuk dicapai, tetapi berubah menjadi lebih dari sebuah tontonan media, selingan konyol, daripada sebuah pertemuan politik dari para presiden,” kata mantan oposisi calon presiden Carlos Gaviria kepada Reuters.
Senator Susan Collins, dari Partai Republik di Komite Keamanan Dalam Negeri dan Komite Urusan Pemerintah AS, juga menegaskan bahwa, “Sekitar 20 wanita warga negara asing dibawa ke hotel di (Kolombia), tetapi diduga marinir terlibat dengan sisanya”.
Bagi Gedung Putih, skandal itu menambah keruwetan bagi upaya Obama merebut kembali sebuah wilayah di mana pengaruh AS meredup. Hal itu juga melemahkan reputasi dinas rahasia dan menimbulkan pertanyaan mengenai kualitas perlindungan yang diterima Obama.
Prostitusi adalah legal di “zona toleransi” di Kolombia, meskipun juga banyak dilakukan di luar daerah-daerah “zona toleransi” tanpa sanksi. (siraaj/arrahmah.com)