ANKARA (Arrahmah.com) – PM Turki Recep Tayyip Erdogan merombak kabinet setelah tiga menteri senior mundur menyusul penyidikan kasus korupsi dan suap yang menarget para sekutu Erdogan dan menggoyangkan pemerintahannya, sebagaimana dirilis oleh Deutsche Welle, Kamis (26/12/2013).
Erdogan mengganti hampir separuh anggota kabinetnya. Sebelumnya Menteri Ekonomi Zafer Caglayan, Menteri Dalam Negeri Muammer Guler dan menteri lingkungan dan perencanaan kota Erdogan Bayraktar, menyatakan mundur. Anak-anak lelaki dari tiga menteri tersebut telah ditangkap sebagai bagian dari penyidikan kasus korupsi. Ketiganya mengaku tidak bersalah.
Perdana menteri Turki itu juga mengganti menteri urusan Uni Eropa, Egemen Bagis yang juga dituding tersangkut kasus korupsi dan namun belum dituduh secara resmi dan belum mengundurkan diri.
Seluruhnya, Erdogan mengganti 10 menteri, termasuk tiga diantaranya yang akan ikut serta dalam pemilihan umum bulan Maret mendatang.
Tantangan politik terbesar
Erdogan menuduh penyidikan itu sebagai sebuah plot oleh kekuatan asing dan domestik untuk menghancurkan kesejahteraan negaranya dan menodai pemerintahannya menjelang pemilu. Pemerintahan Erdogan telah memenangkan tiga pemilu sejak tahun 2002 berbekal janji penguatan ekonomi dan memerangi korupsi.
Para pakar berasumsi penyidikan kasus korupsi merupakan puncak dari perebutan kekuasaan antara Erdogan dengan ulama Muslim yang tinggal di Amerika Serikat, Fethullah Gulen. Pendukung Gulen diyakini memiliki hubungan dekat dengan petinggi kepolisian dan peradilan Turki. Kedua sosok berpengaruh tersebut, tanpa menyebut nama satu sama lain, telah terlibat perang mulut sejak penyidikan korupsi dimulai 17 Desember lalu.
Gulen menampik bahwa dirinya ikut campur dalam penyidikan. Ia meninggalkan Turki tahun 1999 setelah dituding merencanakan pendirian negara Islam oleh pemerintahan sekuler saat itu. Tudingan tersebut akhirnya dicabut dan ia diperbolehkan pulang ke Turki, namun ia tidak pernah kembali dan saat ini tinggal di Pennsylvania.
Harus ikut mundur
Sementara di Istanbul, polisi bentrok dengan ratusan demonstran yang menuntut pembubaran pemerintahan Erdogan.
24 orang telah ditangkap atas tuduhan suap dan korupsi seputar bank milik negara Halkbank. Laporan media menyebutkan polisi telah menyita uang tunai senilai 4,5 juta Dolar yang disimpan dalam kotak sepatu di rumah CEO Halkbank. Dan lebih dari 1 juta Dolar uang tunai dilaporkan ditemukan di rumah anak lelaki Menteri Dalam Negeri Muammer Guler.
Setelah mundur hari Rabu (25/12/13), Menteri Ekonomi Zafer Caglayan mempertanyakan legitimasi penyidikan yang fokus pada dugaan transfer uang secara ilegal ke Iran dan tuduhan suap untuk proyek-proyek konstruksi.
Menteri Lingkungan dan Perencanaan Kota Erdogan Bayraktar menepis segala tuduhan, dan mengaku dirinya ditekan oleh Erdogan untuk mundur dan menegaskan bahwa sebagian besar proyek konstruksi yang tengah disidik telah mendapat persetujuan sang perdana menteri.
“Saya ingin mengungkapkan keyakinan saya bahwa bapak perdana menteri yang terhormat juga harus ikut mundur,” pinta Bayraktar. (ameera/arrahmah.com)