AKYAB (Arrahmah.com) – Hari ini, (16/6/2012), Alhamdulillah situasi di Akyab (Sittwe), ibukota negara bagian Rakhine, Myanmar (Burma) cukup stabil setelah pasukan keamanan dikerahkan ke daerah itu. Namun krisis pangan masih diderita oleh Muslim Rohingya di desa-desa sejak kekerasan meletus di Akyab, berdasarkan laporan seorang pedagang dari Akyab, dilansir Kaladan Press.
Lebih dari 50.000 Muslim Rohingya kehilangan rumah mereka di Akyab setelah etnis Buddha Arakan (Rakhine) dan polisi pro etnis Arakan membakar rumah-rumah mereka.
Orang-orang Rakhine tidak menjual makanan kepada orang Rohingya di Akyab menyebabkan kekurangan makanan akut bagi Muslim Rohingya dan hujan deras yang turun membuat khawatir kesehatan mereka akan memburuk karena mereka sudah tak memiliki tempat tinggal sejak rumah mereka dibakar habis.
Sabtu ini, dilaporkan bahwa orang-orang Rohingya yang tak memiliki rumah lagi diberikan beras oleh otoritas lokal. Mereka menerima ¼ kg per kepala keluarga per hari, dari sumbangan para pebisnis dari Rangoon, baik dari kalangan Muslim maupun kalangan Buddha.
Sementara itu, seorang tetua desa di Akyab mengatakan bahwa 30 orang Myanmar Gri (Borwa) dan Hindu ditangkap oleh tentara di kota pelabuhan Akyab ketika hendak membakar lagi rumah-rumah Muslim Rohingya di desa-desa di kota itu.
Delegasi dari PBB yang diharapkan akan membantu, kembali pulang setelah melihat salah satu daerah yang terkena kekerasan. Pada (13/6) Vjay Nambian, penasehat khusus ketua PBB Ban Ki Moon di Burma bersama dengan para menteri urusan perbatasan Burma Gen Thein Htay dan 15 pemimpin Muslim dari Rangoon mengunjungi Akyab dengan menggunakan helikopter, mereka hanya diizinkan untuk melihat daerah Nazir Para pada saat itu yang hanya setengah terbakar. Setelah melihat Nazir Para, mereka diterbangkan ke Rangoon dengan dalih ketidakamanan di Akyab. (siraaj/arrahmah.com)