KERALA, INDIA (Arrahmah.com) – Sebuah keputusan yang dikeluarkan oleh berbagai sekolah di negara bagian Kerala sebelah selatan India yang tidak memberikan izin kepada siswa Muslim untuk menghadiri shalat Jum’at telah memicu protes dari ratusan orang tua yang menentang keputusan diskriminatif tersebut.
“Setelah usia 10 tahun, adalah wajib bagi anak laki-laki Muslim untuk pergi ke masjid pada hari Jumat,” TPM Ibrahim Khan, presiden Asosiasi Manajemen Sekolah CBSE Kerala, sebagai dikutip oleh The Times of India, Rabu (1/1/2013).
“Orang tua ingin melihat bahwa nilai-nilai agama anak-anak tidak terganggu. Sekolah dapat memberlakukan peraturan yang ketat dengan siswa jika mereka menyalahgunakan fasilitas, tetapi bukan dengan tidak memberi izin bagi mereka untuk shalat Jum’at.”
Pihak sekolah mengklaim bahwa pelarangan tersebut karena melihat perilaku siswa yang tidak bertanggung jawab. Ada beberapa siswa yang menggunakan izin tersebut untuk makan di restoran setelah shalat Jumat, menunda untuk kembali ke sekolah tepat waktu.
Sementara beberapa sekolah tidak memberikan izin siswanya untuk shalat Jum’at, ada juga sekolah lain yang telah membolehkan siswa mereka untuk shalat Jum’at dengan syarat bahwa ada orang tua mereka yang menjaga.
“Kami sekuler dalam pendekatan kami. Ketika orang tua meminta izin kepada kami untuk membolehkan anak-anak mereka untuk pergi ke masjid pada hari Jum’at, kami diizinkan,” NM George, kepala Toc H Public School, mengatakan.
“Jadi sekarang kita telah membuat peraturan yang mengharuskan orang tua untuk menemani anak-anak mereka dari sekolah ke masjid dan kembali lagi ke sekolah,” tambah George.
Untuk mencapai kompromi antara pihak sekolah dan orang tua siswa, ada beberapa saran yang disampaikan bahwa sekolah harus menyewa seorang pemimpin tim untuk mengawasi siswa selama izin shalat Jum’at.
Solusi tersebut ditawarkan karena banyak orang tua yang tidak bisa menemukan waktu untuk menemani anak-anak mereka untuk shalat, atau tidak memiliki fasilitas untuk melakukannya secara teratur.
Pemimpin tim tersebut menyertai siswa yang akan shalat Jum’at di masjid, memastikan mereka kembali ke sekolah pada waktu yang telah ditentukan.
Karena tidak semua sekolah telah menyediakan program pemimpin tim untuk shalat Jumat, ratusan orang tua Muslim meminta sekolah untuk tetap mengizinkan siswa muslim untuk menghadiri shalat Jum’at.
“Di sekolah kami, hampir sepertiga dari siswa beragama Islam. Kami telah meminta siswa untuk membuat permintaan khusus dan juga menjelaskan bahwa karena kami tidak memiliki kontrol atas mereka, itu adalah tanggung jawab orang tua untuk memastikan bahwa mereka kembali ke sekolah tepat waktu, ” kata Arundathi PR, wakil kepala sekolah Jnanodayam.
Muslim di India mengalami perkembangan pesat dan diperkirakan mencapai 160 juta orang. Permasalahan izin shalat Jum’at untuk siswa memang masih merupakan masalah pelik karena sekolah umum tidak menyediakan masjid, sehingga siswa harus ke masjid yang agak jauh dari lingkungan sekolah. setelah adanya permintaan dari para orang tua, beberapa sekolah memberi kelonggaran untuk membolehkan siswa shalat Jum’at selama siswa tersebut berada dalam pengawasan orang tua mereka. (ameera/arrahmah.com)