BERLIN (Arrahmah.id) – Sekelompok siswa imigran harus membatalkan kunjungan lapangan mereka setelah dihina secara rasial dan diancam oleh ekstremis sayap kanan di negara bagian timur Brandenburg, kata pihak berwenang pada Senin (8/5/2023).
Menteri Pendidikan Berlin Katharina Gunther-Wunsch mengatakan para siswa dari Sekolah Lina Morgenstern dengan aman kembali ke kota, dan mereka ditawari dukungan psikologis setelah insiden rasis tersebut.
“Saya ingin berterima kasih kepada administrasi sekolah, dan para guru yang bersama siswa, dan mengambil keputusan yang tepat di sana,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Menurut surat kabar BZ, sekitar 20 siswa berusia antara 15 dan 16 tahun sedang dalam perjalanan belajar dengan guru mereka ketika insiden rasis terjadi di sebuah perkemahan dekat danau Frauensee.
Sekelompok ekstremis sayap kanan di area perkemahan pertama-tama meneriakkan hinaan rasis terhadap para siswa, dan kemudian mengancam mereka dengan kekerasan, dan beberapa dari mereka juga mencoba masuk ke asrama tempat para siswa tinggal, menurut laporan itu.
Para guru harus membatalkan perjalanan belajar demi keselamatan para siswa, dan mereka semua meninggalkan perkemahan dengan pengawalan polisi pada Sabtu (6/5) malam.
Jerman telah menyaksikan meningkatnya rasisme dalam beberapa tahun terakhir, dipicu oleh propaganda kelompok dan partai sayap kanan, yang mengeksploitasi krisis pengungsi dan berusaha menimbulkan ketakutan terhadap imigran.
Neo-Nazi dan ekstremis sayap kanan melakukan setidaknya 1.138 serangan kekerasan tahun lalu. Setidaknya 478 orang terluka dalam serangan ini, menurut angka resmi. (rafa/arrahmah.id)