LANGSA (Arrahmah.com) – Dalam sistem Islam akan menutup semua gerbang seks bebas dan gaya hidup liberal yang menyesatkan, serta memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku seks bebas dan penggiat budaya liberal. Hal itu kudu dibarengi dengan Islam dalam Negara. Negara sebagai institusi yang memiliki kekuatan paling besar, harus menerapkan Islam dalam seluruh aspeknya, termasuk sistem pergaulan dan sanksi. Ini dikatakan Ustadzah Suci Siregar, S.Pd pada Seminar HIV AIDS di Aula Cakra Donya (Cakdon) yang diselenggarakan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Kota Langsa, Ahad (6/12/2015)
Ketua DPD II MHTI Kota Langsa ini menyampaikan pemaparan materi mengulas solusi terhadap permasalah HIV AIDS yang semakin marak dan meresahkan yang dialami generasi sekarang
Menurut dia jalan satu-satunya untuk menyelamatkan generasi muda dan remaja beserta seluruh masyarakat dari racun Free Sex HIV AIDS serta mewujudkan generasi sehat tidak lain dengan mencampakkan sistem kapitalisme-sekuler yang terbukti menyengsarakan dan menggantinya dengan sistem Islam yang “rahmatan lil ‘alamin”.
Singkat urai menyangkut problem tersebut Suci menyimpulkan, negara yang akan mampu menerapkan Islam kaffah tidak lain hanya Daulah Khilafah Islamiyah yang telah pernah terbukti mampu memberikan kehidupan yang dipenuhi dengan kebaikan, kemajuan dan kemakmuran.
Sementara Staff RSU Peureulak Aisyah Karim, SH dalam materinya menyampaikan fakta kekinian seputar kasus HIV AIDS yang semakin meningkat, mengancam peradaban manusia khususnya generasi muda.
“Fakta tetang merebaknya seks bebas di kalangan remaja beserta berbagai problematika turunannya telah banyak diungkapkan oleh survei lokal maupun internasional dengan persentase yang sangat memprihatinkan. Yang mana pada sebabnya manusia bertindak atas dasar akal dan pemahamannya semata, bukan lagi karena perintah Tuhan atau larangan-Nya ataupun karena halal dan haram” paparnya
Bersambut setelahnya lanjut Aisyah, muncul pula budaya hura-hura dan serba boleh. Boleh berpakaian minim atau seksi untuk mengekspresikan diri, boleh berpacaran dan bermesraan–bila kebablasan tinggal dinikahkan– serta ‘boleh-boleh’ yang lainnya. Sehingga kesemua itu menjadi gerbang terjangkitnya HIV AIDS ditengah-tengah generasi Muslim.
Seminar yang dihadiri para pelajar, mahasiswi, praktisi kesehatan juga praktisi pendidikan sekota Langsa ini dilengkapi dengan pemutaran multimedia dan musikalisasi puisi guna terus memotivasi para peserta untuk tetap berpegang teguh pada Islam. (azmuttaqin/*/arrahmah.com)