SINGAPURA (arrahmah) – Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyatakan penyesalannya atas kaburnya tahanan Mas Selamat bin Kastari yang diduga berperan sebagai pimpinan jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Singapura.
Penyesalan tersebut disampaikan Lee menyusul belum tertangkapnya buronan yang telah melarikan diri melalui salah satu toilet di penjara tersebut. Lee sangat menyayangkan kejadian itu terjadi dan menganggap kejadian itu sebagai bentuk kelalaian pemerintahan yang dipimpinnya. Lee menganggap agen intelijen Singapura tidak becus dalam melaksanakan tugasnya.
”Ini seharusnya tidak sampai terjadi. Jalan terakhir yang perlu kita tempuh adalah melakukan perburuan dengan menggunakan paranormal. Langkah ini tentunya akan merusak citra agen intelijen dan keamanan kita,” ungkap Lee.
Pernyataan Lee tersebut muncul sehari setelah Menteri Dalam Negeri Wong Kan Seng melaporkan kronologis kaburnya Mas Selamat dari penjara di depan anggota legislatif Singapura. Dalam laporannya, Wong menceritakan jendela ventilasi yang diduga dipakai sebagai jalan kabur Mas Selamat di tempat kejadian ternyata tidak diberi terali.
Beberapa kamera pengintai, tidak dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, Wong juga menyatakan reaksi para penjaga sangat lamban untuk mencegah pelarian Kastari. Singapura sangat bangga dengan sejumlah tindakan antiterorisme yang dilakukannya.
Namun, peristiwa larinya Kastari tersebut telah mencoreng wajah Singapura. Bahkan, pemerintah gagal menangkap kembali Kastari yang hingga kini masih buron. Kastari ditangkap setelah berencana membajak pesawat dengan ditabrakkan ke Bandara Changi pada 2006.
Namun, Kastari belum pernah diadili. Menurut hukum setempat, Kastari dapat ditahan meskipun tanpa melalui proses pembuktian. Wong menyatakan, Kastari merupakan pimpinan JI di Singapura. JI, menurut otoritas Singapura, merupakan dalang dari segala serangan di beberapa negara di kawasan Asia. JI diduga sebagai pelaku aksi pengeboman di Bali pada 2002 lalu yang menewaskan 202 orang. (AFP/sindo)