SINGAPURA (Arrahmah.com) – Pihak berwenang Singapura melarang sebuah festival film menayangkan film dokumenter yang menampilkan seorang remaja Palestina, Ahed Tamimi, yang ditangkap bulan lalu setelah video gadis itu menampar tentara Israel menjadi viral.
Film tahun 2016, Radiance of Resistance, bercerita tentang Ahed al-Tamimi, 14 tahun, dan temannya yang berusia 9 tahun Janna Ayyad, yang sering dijuluki “jurnalis termuda di Palestina”.
Film dokumenter berdurasi satu jam itu dijadwalkan akan diputar di Festival Film Palestina Singapura 2018 pada Kamis (4/1/2017). Film tersebut disutradarai oleh Jesse Roberts, seorang aktivis kemanusiaan dan pembuat film Amerika,
Namun pada Selasa (2/1), Otoritas Pengembangan Media Informasi-komunikasi (IMDA) Singapura membatalkan pemutaran film tersebut, dan alasan bahwa film dokumenter itu “mengeksplorasi konflik Palestina-Israel melalui mata kedua protagonis muda, tanpa penyeimbang”.
“Narasi yang tidak berimbang pada film bisa menghasut dan berpotensi menimbulkan ketidakharmonisan di antara berbagai ras dan agama di Singapura,” demikian keterangan IMDA, lansir Middle East Eye, Rabu (3/1/).
Adela Foo, penyelenggara festival tersebut, mengatakan kepada wartawan setempat bahwa dia merasa kecewa, tapi dia tidak akan mengajukan banding atas keputusan IMDA .
“Saya pikir ini adalah film yang sangat menarik untuk ditayangkan, tapi saya juga memahami masalah tersebut, mengingat situasi politik saat ini,” kata mahasiswa berusia 23 tahun tersebut seperti dikutip sebuah surat kabar Singapura.
‘Radiance of Resistance‘ sudah ditayangkan di berbagai festival fim dokumenter di dunia sepanjang 2017, bahkan merebut gelar Best Documentary pada ajang Respect Human Rights Film Festival in Belfast, Irlandia Utara. Film ini menjadi semakin fenomenal setelah penamparan dan penangkapan Tamimi.
(ameera/arrahmah.com)