BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Beredar kabar bahwa sindikat agen penjual pengungsi etnis Rohingya berkeliaran di Banda Aceh. Sindikat ini hendak menarik orang Rohingya ke luar dari rumah penampungan.
Modusnya tampak pada pekan lalu, ratusan warga pengungsi Rohingya di Desa Blang Adoe sempat melarikan diri dari rumah penampungan. Isu perkosaan menjadi dasar warga asal Myanmar dan Bangladesh tersebut untuk keluar.Meski kini tak terbukti ada upaya pemerkosaan terhadap para pengungsi tersebut.
Kabar ini pun dibenarkan Humas Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya Zainal Bakri. Bahkan menurutnya para agen ini berasal dari komunitas Rohingya yang sudah lama menetap di Medan, tulis Viva.
Ini diketahui karena sudah pernah ditangkap tangan tiga kali oleh pihak Kepolisian Lhokseumawe.
“Sudah pernah ditangkap oleh polisi, mereka datang ke Blang Adoe dengan menggunakan mobil dan becak mesin, mereka tinggal di Medan,” kata Zainal, Selasa (6/10/2015), lansir Viva.
Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya juga menyebutkan, tidak tertutup kemungkinan diantara para pengungsi Rohingya yang tinggal di rumah penampungan Blang Adoe juga ada agen. Mereka sering kali keluar dari area shelter yang memiliki luas sekitar lima hektare lebih.
“Ada diantara pengungsi yang meninggalkan tempat pengungsian sampai empat hari, setelah itu balik lagi ke lokasi pengungsian, pengungsi sudah mempelajari betul jalur yang bisa dilewati untuk menuju ke Medan,” ungkap Zainal.
Menurut Zainal, dicurigai para agen tersebut sudah sangat paham dengan kondisi di Aceh, sehingga baru-baru ini mereka menyebarkan isu ada pelecehan seksual pada perempuan Rohingya.
Isu itu sengaja disebarkan setelah tertangkap sejumlah para pegungsi lari kamp pengungsian, saat itu mereka sudah berada di hutan sekitar lokasi kamp selama empat hari, menunggu dijemput oleh agen dari Medan. Namun diketahui oleh warga Blang Adoe dan dilaporkan ke pihak kepolisian setempat.
(azm/arrahmah.com)