YERUSALEM (Arrahmah.com) – Petugas medis “Israel” mengatakan sedikitnya dua orang tewas dan lebih dari 150 lainnya cedera setelah sebuah stand di Sinagog yang belum selesai dibangun di Tepi Barat yang diduduki, pada Ahad (16/5/2021) runtuh, menjelang hari raya besar Yahudi.
Bangunan tersebut tengah dipenuhi dengan penganut ultra-Ortodoks dan roboh selama doa di awal Shavuot. Seorang juru bicara Magen David Adom mengatakan kepada Channel 13 bahwa paramedis telah merawat lebih dari 157 orang karena cedera dan mengumumkan dua orang tewas, seorang pria berusia 50-an dan seorang bocah lelaki berusia 12 tahun, lansir Al Jazeera.
#BREAKING
🇮🇱 30 wounded
Givat Zeev Carlin, Tribune collapse / Aran announced pic.twitter.com/ijs4tb8hjP— KI Design (@KIDataApp) May 16, 2021
Petugas penyelamat tiba di tempat kejadian, merawat yang terluka dan membawa korban ke rumah sakit. Kejadian itu terjadi beberapa minggu setelah 45 orang Yahudi ultra-Ortodoks tewas di sebuah festival keagamaan di “Israel” utara.
Militer “Israel” mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mengirim petugas medis dan pasukan pencarian dan penyelamatan untuk membantu di tempat kejadian. Helikopter tentara juga digunakan untuk mengangkut yang terluka.
Rekaman amatir menunjukkan keruntuhan pada Ahad saat ibadah berlangsung di Givat Zeev, pemukiman ilegal Tepi Barat di utara Yerusalem.
Sinagog ultra-Ortodoks dipenuhi oleh ratusan orang.
Otoritas “Israel” saling menyalahkan.
Walikota Givat Zeev mengatakan gedung itu belum selesai dan berbahaya, dan polisi telah mengabaikan seruan sebelumnya untuk mengambil tindakan. Kepala polisi Yerusalem Doron Turgeman mengatakan bencana itu adalah kasus “kelalaian” dan kemungkinan akan ada penangkapan.
Deddi Simhi, kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan “Israel”, mengatakan kepada Channel 12 bahwa “bangunan ini belum selesai. Bahkan tidak ada izin hunian, apalagi mengadakan acara di dalamnya.” (haninmazaya/arrahmah.com)