TUNIS (Arrahmah.com) – Sebuah Sinagog dibakar di Tunisia semalam (1/2/2011) dan sekelompok orang mengamuk di sekolah-sekolah di ibukota, mendorong tentara untuk keluar untuk menenangkan kekacauan setelah pemberontakan untuk menggulingkan rezim Ben Ali.
Protes rakyat Tunisia mulai mereda dalam beberapa hari terakhir setelah pergantian kabinet danpemerintahan Tunisia.
Tapi tindakan sporadis intimidasi dan sabotase telah pecah selama berminggu-minggu yang juga memaksa Ben Ali keluar dari negerinya pada 14 Januari silam, mengakhiri kekuasaannya yang telah berlangsung selama 23 tahun.
Peres Trabelsi, jurubicara komunitas Yahudi Tunisia mengatakan dia tidak tahu siapa yang berada di balik serangan terhadap Sinagog yang terletak di selatan kota Gabes.
“Saya mengutuk tindakan ini dan saya percaya mereka yang melakukannya berusaha membuat perpecahan antara Yahudi dan Muslim di Tunisia yang telah hidup selama puluhan tahun dalam kedamaian,” ujarnya.
Tunisia merupakan salah satu negeri Muslim dengan komunitas Yahudi terbesar di Afrika Utara, namun jarang menjadi target serangan.
Tentara melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan sekelompok orang yang berbuat kekacauan di dua sekolah.
Pada Senin (31/1), pemuda bersenjata pisau dan tongkat melalui jalan-jalan Gassrine, membakar gedung pemerintah dan mengintimidasi penduduk, kantor berita Tunisia melaporkan.
Mereka sering berbuat kekacauan dan menjarah toko-toko.
Para pemilik toko mengatakan geng tersebut entah merupakan loyalis dari bekas partai yang berkuasa, RCD atau orang-orang bayaran Ben Ali yang berusaha menciptakan kekacauan di jalanan.
Para pemuda itu tidak terlihat berunjuk rasa di jalan dengan tuntutan politik tapi bertujuan untuk mengintimidasi warga.
“Kami di sini mencoba meyakinkan masyarakat bahwa kami akan melindungi mereka,” ujar seorang tentara. (haninmazaya/arrahmah.com)