UKRAINA (Arrahmah.com) – Orang-orang nasionalis di Lviv, Ukraina Barat berjuang sejak tahun lalu untuk memblokir para komunis membawa bendera merah (bendera lambang komunis) ke kota yang pernah menjadi bagian dari panggung Perang Dunia II. Tahun ini, Lviv melarang semua simbol-simbol Komunis dan Nazi yang dipajang di tempat umum, seperti dilaporkan VoaNews.
Larangan simbol palu dan arit serta swastika (simbol salib sama sisi dengan empat lengan bengkok di sudut kanan) adalah larangan serupa yang berlaku di Baltik, Georgia dan di banyak negara Eropa Timur. Sementara Moldova akan memberlakukan larangan tersebut dimulai pada 1 Oktober mendatang.
Di depan Lviv’s Opera House, di mana dahulunya ada sebuah patung Lenin berdiri, sekarang ada air mancur di sana. Dan di dekat stasiun kereta api, di mana ada air mancur dahulunya, sekarang ada sebuah patung Stepan Bandera, seorang pemimpin Nasionalis Ukraina anti-Soviet.
“Monumen baru yang kami lihat dibangun adalah monumen para pahlawan nasional, yang dipandang sebagai pahlawan di sini, yang memerangi Uni Soviet,” kata Sergiy Kudelia, seorang ilmuwan politik Lviv, dikutip VoaNews.
Dalam bentrokan pandangan historis ini, Kremlin membiayai “The Match”, sebuah film baru berbahasa Rusia yang mengisahkan tentang perlawanan di Ukraina terhadap Nazi. Para nasionalis Ukraina mencoba untuk melarangnya pada bulan Mei karena seluruh pembicara Ukraina ditunjukkan sebagai kolaborator Nazi.
Salah satu yang membuat orang Ukraina membenci Komunis adalah, seperti yang dilontarkan oleh seorang mantan walikota Lviv, Vasil Kuibida, ia menuduh bencana kelaparan pada era-Soviet 1930-an, atau disebut “Holodomor”, dengan mudah membunuh banyak orang sebanyak kekejaman pada masa perang Nazi di Ukraina. Dia mengatakan bahwa lebih dari 10 juta orang Ukraina telah tewas akibat kelaparan dan jutaan lainnya dieksekusi atau dideportasi ke kamp-kamp kerja paksa di Siberia. (siraaj/arrahmah.com)