GAZA (Arrahmah.id) — Aktivis terkenal sekaligus simbol perlawanan perempuan Palestina, Ahed Tamimi, dibebaskan bebas dari penjara Israel jelang berakhirnya perpanjangan gencatan senjata di Gaza pada Rabu (29/11/2023) malam.
Tamimi termasuk dalam daftar 30 tahanan Palestina yang dibebaskan Israel saat gencatan senjata sebelum diperpanjang lagi untuk kedua kalinya.
Usai bebas, Tamimi menjelaskan kondisi di dalam penjara Israel yang digambarkan tidak manusiawi.
“Tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada pakaian. Kami tidur di lantai,” ujarnya, dikutip dari TRT World (30/11).
Selain itu, dia juga mengatakan ayahnya, Bassem Tamimi, juga masih mendekam di dalam penjara. Ayahnya juga merupakan seorang aktivis dan pemimpin aksi protes atas kependudukan Israel di Tepi Barat.
“Mereka mengancam untuk membunuh ayah saya yang mendekam di dalam penjara Israel,” tambah Ahed Tamimi.
Layanan Penjara Israel merilis daftar warga Palestina yang dibebaskan pada Rabu ke situs webnya. Di situs tersebut, terdapat nama Ahed Tamimi di antara puluhan tahanan lain.
Seorang pejabat Palestina juga mengatakan Tamimi dibebaskan setelah dipenjara di Penjara Damon, dekat kota Haifa, Israel.
Dilansir dari Reuters, pasukan Israel menangkap Ahed Tamimi 6 November lalu karena dituduh menghasut kekerasan. Ibunya membantah tudingan tersebut dan mengatakan tuduhan itu didasarkan pada unggahan media sosial palsu.
Tamimi merupakan perempuan berusia 22 tahun yang terkenal sebagai seorang aktivis. Ketika usianya masih 16 tahun pada 2017, ia berani menampar seorang tentara Israel yang menyerbu Nabi Saleh yang merupakan desanya di Tepi Barat.
Dia dan para aktivis lain sejak lama memang memprotes pendudukan Israel di daerah tersebut.
Akibat insiden tamparan itu, Tamimi akhirnya dijatuhi hukuman delapan bulan penjara usai mengaku bersalah atas pengurangan dakwaan termasuk penyerangan.
Ahed Tamimi merupakan satu dari ratusan orang di Tepi Barat yang ditangkap ketika kekerasan berkobar di wilayah itu kala konflik di Gaza juga memanas.
Israel beralasan penangkapan Tamimi di Tepi Barat ditujukan untuk menggagalkan potensi serangan di wilayah itu.
Pembebasan Tamimi ini terjadi pada hari ini, Rabu (29/11), beberapa jam menjelang berakhirnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang diperpanjang pada hari ini, Kamis (30/11).
Israel dan Hamas telah melangsungkan gencatan senjata sejak 24 November dan membebaskan ratusan orang baik warga Palestina, Israel, maupun warga asing. (hanoum/arrahmah.id)