JAKARTA (Arrahmah.com) – Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, hari ini, Rabu (25/05/2011) membacakan sendiri pledoi (pembelaan) atas tuntutan hukuman seumur dari JPU di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ustadz ABB juga berencana menggelar tausiyah umum dengan tema “Menegakkan Tauhid Memberantas Syirik”. Allahu Akbar!
Dana untuk bangun Masjid di Gaza
Dalam pledoinya, Ustadz ABB menyampaikan bahwa dana sebesar Rp. 150 juta yang selama ini dituduhkan untuk mendanai pelatihan militer di Aceh teryata disumbangkan kepada Mer-C untuk membangun masjid di Gaza, Palestina.
Dana tersebut, menurut beliau disumbangkan melalui Presedium Mer-C, Joserizal Jurnalis, pada Maret 2011 lalu ketika Ustadz ABB tengah ditahan di rumah tahanan Bareskrim Polri.
Sebelumnya, saat ditemui di sel tahanan khusus PN Jaksel, Ustadz ABB mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengenal Mochammad Syarif, pelaku bom syahid di Mapolresta Cirebon, pada 15 April lalu.
“Itu pernyataan ngawur, saya nggak kenal,” tegas beliau.
Selain membantah mengenal M Syarief, Ustadz ABB yang juga pimpinan Pondok Pesantren Ngruki ini mengatakan, isu yang disebarkan bahwa ia mengenal pelaku bom syahid di Mapolresta Cirebon adalah fitnah besar.
“Itu fitnah, polisi itu anteknya amerika, saya belum diminta keterangan oleh polisi,” ucap beliau lagi.
Menegakkan Tauhid Memberantas Syirik
Ustadz Sonhadi, Direktur Media Center JAT, menyimpulkan bahwa tuntutan seumur hidup kepada Ustadz ABB dimaksudkan agar Ustadz tidak bisa lagi berdakwah hingga akhir hayatnya.
“Hakekatnya dari tuntutan hukuman seumur hidup tersebut jelas dilatar belakangi agar beliau tidak bisa lagi menyampaikan dakwah tauhid dan memberantas syirik di negeri ini,” ujar beliau, Rabu (25/5/2011) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Tuntutan seumur hidup menurutnya adalah bukti bahwa pemerintah Indonesia adalah pemerintahan ‘setan’ yang apabila berkuasa akan berusaha secara sistematis untuk mengeluarkan rakyatnya dari tauhid.
“Kemudian dijerumuskan kedalam kegelapan hidup yakni syirik, kekafiran, kemungkaran dan kemaksiatan maka umat Islam wajib mengingkari dan haram hidup dibawah kepemimpinan Thogut.”
Berikut tadzkiroh dan taujih Ustadz ABB kepada penguasa toghut dan kaum Muslimin, yang diringkas dari JAT Media Center.
1. JAT (Jama’ah Anshorut Tawhid) bukanlah ormas tapi merupakan bentuk pengamalan Ibadah, karena Allah dan RosulNYA memerintahkan agar umat Islam hidup berjamaah tidak sendiri sendiri, Jama’ah adalah sistem hidup yang diajarkan oleh Allah dan RosulNYA, maka JAT adalah jama’ah dalam rangka pengamalan perintah Allah dan RosulNYA untuk Ibadah bukan organisasi yang dikonsep untuk persiapan latihan senjata di Aceh sebagaimana tuduhan JPU.
2. Dakwaan JPU bahwa Ustadz Abu Bakar Ba’asyir pernah bertemu dengan Dulmatin dan mengumpulkan dana untuk latihan bersenjata di Aceh adalah fitnah, yang semua tuduhan tuduhan tersebut hanya untuk menguatkan rekayasa bahwa ustadz Abu Bakar Ba’asyir terlibat kegiatan latihan bersenjata di Aceh yang kemudian dengan dzalim JPU menuntut hukuman seumur hidup pada ustadz Abu Bakar Ba’asyir, padahal hakekat dari tuntutan hukuman seumur hidup tersebut jelas dilatar belakangi agar beliau tidak bisa lagi menyampaikan Dakwah Tauhid dan memberantas syirik kepada ummat.
3. Ciri dari penguasa Thoghut adalah apabila berkuasa ia akan berusaha secara sistematis untuk mengeluarkan rakyatnya dari cahaya hidup yakni tauhid, iman dan ma’ruf untuk dijerumuskan ke dalam kegelapan hidup yakni syirik, kekafiran, kemungkaran dan kemaksiatan maka umat Islam wajib mengingkari dan haram hidup dibawah kepeminpinan Thoghut.
Kepada Penguasa, Hakim, Jaksa, Densus 88 yang Kufur dan takabur, Nasehat dan wasiat telah disampaikan, dan do’a telah dipanjatkan oleh KH. Abu Bakar Ba’asyir seorang ulama yang terdzolimi ingatlah setelah doa dipanjatkan saat eksespsi lalu beberapa hari kemudian Jepang diluluhlantakan oleh Tsunami, maka bersiaplah kalian menunggu keputusan ALLAH SWT dan janji ALLAH SWT pasti benar. Hasbunallah wa nikmal wakil wa Alallahi tawakkalnaa.
(M Fachry/arrahmah.com)