GAZA (Arrahmah.com) – Baru beberapa hari mendeklarasikan Imarah Islam di Gaza (14/8), kelompok jihad Jundu Ansarullah (Tentara penolong Allah) seakan menjadi musuh baru bagi Hamas yang kini memegang kendali otoritas di wilayah Gaza. Pada hari itu juga polisi dan tentara Hamas menyerang masjid yang digunakan oleh Jundu Ansarullah dan para simpatisannya saat mendeklarasikan Imarah Islam Gaza.
Deklarasi Imarah Islam di Gaza yang dilakukan Jundu Ansarullah melalui amirnya Syekh Abde-Latief Al-Mousa (Abu Noor al-Maqdisi) Rahimahullah dianggap menentang hukum yang berlaku oleh Hamas dan Hamas menyatakan bahwa kelompok ini adalah kelompok “pengganggu” yang hanya akan memperlambat proses perdamaian di Palestina.
Berikut adalah beberapa fakta mengenai kelompok Jundu Ansarullah :
1. Jundu Ansarullah mengumumkan secara resmi organisasi mereka di wilayah Gaza beberapa bulan lalu setelah sekitar 3 mujahidnya syahid (Insha Allah) dalam sebuah penyerangan di perbatasan Israel.
2. Jundu Ansarullah mengecam dan mengkritisi gerakan Hamas karena kegagalannya menerapkan syariat Islam secara total di Gaza, juga sikap komprominya terhadap demokrasi.
3. Sedikit yang mengetahui kemampuan militer dan kepopuleran kelompok Jundu Ansharullah, karena kelompok ini memang baru dideklarasikan. Sekitar 100 orang pejuang mereka yang mengenakan penutup muka, mendengarkan khutbah Jumat amir mereka di sebuah masjid di Gaza. Banyak dari mereka menggunakan pakaian ala Pakistan atau Afghanistan, dengan rambut agak panjang yang mereka yakini meniru rambut nabi Muhammad SAW.
4. Jundu Ansarullah merupakan kelompok jihad pro-Al-Qaeda yang memiliki cita-cita menegakkan syariat Islam secara total, tak hanya di Palestina juga diseluruh negeri kaum Muslim. Solusi terhadap permasalahan Palestina adalah tegaknya syariat Islam secara total dengan jalan Dakwah dan Jihad.
Namun, jurubicara pemerintahan Hamas yang berbasis di wilayah Gaza menyatakan kelompok ini sebagai “buron” dan menyalahkan mereka atas serangan bom dengan target sipil, salah satunya penyerangan pada sebuah pesta perkawinan. Padahal hal tersebut belum terbukti kebenarannya dan tidak mungkin sebuah kelompok Islam yang berjuang untuk membela kaum muslimin melakukan pembunuhan secara sembarangan. (haninmazaya/bbs/arrahmah.com)