TEL AVIV (Arrahmah.id) – “Israel” telah melakukan serangan udara di Libanon selatan, dengan target apa yang dikatakannya sebagai posisi-posisi kelompok Palestina Hamas.
Tentara “Israel” mengklaim bahwa pemboman pada Jumat dini hari (7/4/2023) merupakan respon terhadap rentetan roket yang ditembakkan oleh Hamas di Libanon pada hari sebelumnya. Secara terpisah, “Israel” melancarkan serangan udara semalam ke Jalur Gaza yang terkepung, yang dikuasai Hamas, lansir Al Jazeera.
Penembakan roket-roket tersebut terjadi setelah polisi “Israel” menyerang jemaah Palestina di dalam Masjid Al-Aqsa di Yerusalem untuk malam kedua berturut-turut pada pekan ini.
Militer “Israel” mencuit di Twitter pada Kamis (6/4) bahwa 34 roket telah ditembakkan dari Libanon, dengan 25 roket berhasil dicegat, dan sedikitnya empat roket mendarat di “Israel”. Ini adalah roket pertama yang ditembakkan dari Libanon ke arah “Israel” sejak April lalu dan peluncuran terbesar sejak “Israel” dan gerakan Syiah “Hizbullah” yang kuat di Libanon berperang pada 2006.
Petugas medis di “Israel” mengatakan tiga orang terluka akibat tembakan roket tersebut, termasuk seorang pria berusia 19 tahun yang mengalami luka pecahan peluru dalam kondisi ringan dan seorang wanita berusia 60 tahun yang terluka ketika berlari ke tempat perlindungan terdekat. Beberapa orang lainnya dirawat karena syok.
Tentara “Israel” mengumumkan dalam sebuah pernyataan singkat pada pukul 4:07 pagi pada Jumat bahwa mereka “saat ini menyerang di Libanon”. Sebuah stasiun TV Libanon melaporkan ledakan di dekat sebuah kamp pengungsi Palestina di kota pelabuhan selatan Tyre.
Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dan sebagian besar rudal jatuh di tempat terbuka.
Pemerintah Libanon mengatakan bahwa pasukannya dan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meluncurkan sebuah investigasi untuk menemukan para pelaku.
Pada Jumat, tentara Libanon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menemukan sebuah peluncur roket, termasuk beberapa roket, di kota Marjaajoun, dekat perbatasan “Israel”.
Siapa yang menembakkan roket-roket itu?
Tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas tembakan roket tersebut, yang terjadi di tengah-tengah serangan pasukan teroris “Israel” terhadap jemaah Palestina di Al-Aqsa pekan ini yang menyebabkan kecaman regional dan global terhadap “Israel”.
Militer “Israel” mengatakan bahwa mereka yakin tembakan roket tersebut merupakan “peristiwa yang berorientasi pada Palestina”, yang berhubungan dengan kekerasan di Yerusalem.
Juru bicara militer “Israel”, Richard Hecht, mengatakan bahwa Hamas atau Jihad Islam Palestina, yang keduanya berbasis di Gaza namun juga beroperasi di Libanon, bisa jadi terlibat. Ia menambahkan bahwa militer percaya bahwa “Hizbullah” dan pemerintah Libanon mengetahui apa yang terjadi dan bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Secara terpisah, juru bicara militer lainnya, Avichay Adraee, menulis di Twitter, “Kami sedang menyelidiki kemungkinan keterlibatan Iran dalam penembakan roket dari Libanon,” tambah Adraee di Twitter.
Perwakilan Hamas di Libanon Ahmed Abdel Hadi mengatakan kepada surat kabar An-Nahar Libanon bahwa kelompok tersebut tidak memiliki “informasi apapun mengenai roket-roket yang diluncurkan ke ‘Israel’.”
“Sumber-sumber keamanan mengatakan bahwa kelompok-kelompok Palestina -yang kebanyakan bersenjata dan terkurung di kamp-kamp- berada di balik insiden tersebut,” Zeina Khodr dari Al Jazeera melaporkan dari Tyre.
“Beberapa analis mengatakan bahwa mereka tidak mungkin bertindak tanpa sepengetahuan dan dukungan ‘Hizbullah’,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa kelompok Libanon tersebut “memiliki kekuasaan” di bagian selatan negara itu.
Mohanad Hage Ali, dari Carnegie Middle East Center, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa selama beberapa tahun terakhir “sejumlah besar pejabat dan perwakilan Hamas muncul di Libanon dan juga sampai batas tertentu [menjadikan] Beirut sebagai basis kehadiran mereka”.
Al Jazeera telah menghubungi beberapa pejabat Hamas di Jalur Gaza dan Libanon, serta kelompok Jihad Islam Palestina, namun tidak berhasil mendapatkan komentar.
Seorang pejabat keamanan Libanon, yang berbicara kepada kantor berita The Associated Press dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media, mengatakan bahwa pasukan keamanan negara itu percaya bahwa roket-roket itu diluncurkan oleh kelompok bersenjata Palestina yang berbasis di Libanon, bukan oleh “Hizbullah”. (haninmazaya/arrahmah.id)